Find Us on Facebook

Instagram Gallery

Configuration error or no pictures...

SKILLS.ID

Subscribe to Our Channel

Wednesday, April 17, 2024
redaksi@topcareer.id
Covid-19

Presiden Jokowi: Pandemi Covid-19 Picu Tumbuhnya Kemandirian Industri

Presiden Joko Widodo.

Topcareer.id – Pandemi Covid-19 yang masih berlangsung di seluruh dunia, termasuk Indonesia, tak selalu membawa efek negatif, namun juga membawa sejumlah efek positif.

Hal tersebut diungkap Presiden Joko Widodo saat menyampaikan pidato kepresidenan pada Sidang Tahunan MPR 2021 di Jakarta, Senin (16/8) kemarin.

Presiden menuturkan, efek positif pandemi Covid-19 salah satunya dapat dilihat dalam hal kemandirian industri farmasi, mulai dari obat, vaksin, dan alat-alat kesehatan yang selama ini masih menjadi kelemahan serius. 

Menurut Presiden Joko Widodo, pandemi telah mempercepat pengembangan industri farmasi dalam negeri, termasuk pengembangan vaksin merah-putih, dan juga oksigen untuk kesehatan.

Presiden menjanjikan, dengan kemajuan ini, keterjangkauan harga obat akan jadi sebuah kepastian.

“Ketersediaan dan keterjangkauan harga obat akan terus kita jamin,” kata Presiden Joko Widodo.

Abraham Wirotomo, Tenaga Ahli Utama KSP

Baca juga: Menaker Terbitkan Aturan Soal WFO, WFH, Dan PHK, Ini Rinciannya

Pencapaian PT Bio Farma

Pernyataan Presiden Joko Widodo dipertegas Tenaga Ahli Utama Kedeputian II Kantor Staf Presiden (KSP) Abraham Wirotomo.

Abraham menyebut, apa yang dimaksud Presiden adalah pencapaian dari industri farmasi tanah air. Salah satunya PT Bio Farma (Persero). 

Holding BUMN Farmasi ini berhasil memiliki kapasitas produksi vaksin Covid-19 sesuai dengan standar dunia. Hal itu berdasarkan penilaian Global Alliance for Vaccines and Immunisation (Gavi) atau Aliansi Global untuk Vaksin.

“Dengan begitu, Bio Farma memiliki kapasitas untuk memproduksi 250 juta vaksin Covid-19,” tutur Abraham, Selasa (17/8).

Di sisi lain, berdasarkan catatan Kementerian Kesehatan, setidaknya sudah ada 358 jenis alat kesehatan (Alkes) yang diproduksi di dalam negeri, dan 79 jenis Alkes yang menjadi substitusi/pengganti produk impor.

“Ini membuktikan bahwa produsen Alkes dalam negeri dapat memenuhi kebutuhan pasar domestik serta menggantikan produk impor,” ujarnya.

the authorFeby Ferdian

Leave a Reply