Topcareer.id – Penggunaan vaksin COVID-19 yang digunakan secara luas oleh Pfizer sedikit meningkatkan risiko peradangan jantung, tetapi risikonya lebih tinggi di antara mereka yang terinfeksi virus corona.
Hal ini disampaikan berdasarkan sebuah penelitian yang diterbitkan hari Rabu (25/8) di New England Journal of Medicine.
Di antara setiap 100.000 pasien yang mendapatkan vaksin, 1 hingga 5 kemungkinan akan mengembangkan miokarditis yang sebelumnya tidak akan mengembangkannya.
Para peneliti melaporkan berdasarkan data dari Clalit Health Services, Israel.
Angka menjadi jauh lebih tinggi 11 per 100.000 di antara orang yang terinfeksi virus corona, para peneliti menambahkan.
Data tersebut muncul beberapa hari setelah vaksin COVID-19 Pfizer/BioNTech menjadi vaksin pertama yang sepenuhnya disetujui di Amerika Serikat untuk orang berusia 16 tahun ke atas.
Para peneliti membandingkan tingkat efek samping pada 884.828 individu yang divaksinasi dan jumlah yang sama dari orang yang tidak divaksinasi.
Secara keseluruhan, 21 orang melaporkan miokarditis pada kelompok yang divaksinasi.
Sebagian besar efek samping pada orang yang divaksinasi ringan, tetapi beberapa, seperti miokarditis berpotensi serius, kata para peneliti.
Baca juga: Risiko Penyakit Jantung dan Stroke Meningkat Akibat COVID-19
Para peneliti juga menganalisis tingkat efek samping pada lebih dari 240.000 pasien yang terinfeksi.
Hasilnya menunjukkan bahwa infeksi COVID-19 itu sendiri merupakan faktor risiko yang sangat kuat untuk miokarditis, dan juga secara substansial meningkatkan risiko efek samping serius lainnya.
“Bagi saya, ini adalah makalah yang sangat bagus sebagian karena sebenarnya mengambil data dari sistem yang sama, dan mencoba memberikan lebih banyak informasi, tidak hanya tentang potensi risiko vaksinasi, tetapi juga potensi manfaat vaksinasi,” kata Dr. Grace Lee dari Universitas Stanford.**(Feb)