Topcareer.id – Australia dapat melanjutkan rencana pembukaan kembali pembatasan ketika mencapai tingkat vaksinasi 70% -80%.
Hal tersebut disampaikan oleh penasihat dewan penanganan pandemi pemerintah.
Doherty Institute yang berbasis di Melbourne mengatakan sebaiknya fokus negara harus beralih pada pembatasan jumlah kematian dan rawat inap COVID-19, bukan strategi nol kasus seperti sekarang.
“Tingkat vaksinasi ini akan mempermudah hidup berdampingan dengan virus, seperti yang kita lakukan dengan virus lain seperti flu,” Doherty Institute menyampaikan dalam sebuah pernyataan, Senin malam (23/8).
“Begitu kita mencapai cakupan vaksin 70%, mencatat puluhan atau ratusan kasus secara nasional per hari adalah mungkin,” tambahnya.
Saat ini, 30% dari populasi orang dewasa Australia telah divaksinasi lengkap sementara 53% telah memiliki setidaknya satu dosis.
Baca juga: Ilmuwan Australia Kembangkan Tes Gula Darah Bebas Rasa Sakit
Perdana Menteri Scott Morrison mengakui kekhawatiran beberapa negara bagian dari wabah Sydney, namun mengatakan lockdown “selamanya” akan lebih berbahaya bagi negara.
“Tidak masalah apakah itu 30 kasus atau 800 kasus per hari, kesimpulannya sama, dan itulah yang dikatakan Doherty Institute. Kita dapat menjalani ini dengan aman dan kita perlu melakukannya,” kata Morrison kepada Nine News, Selasa (24/8).
Australia menderita lebih sedikit pandemi virus corona daripada banyak negara maju lainnya dengan sekitar 44.600 kasus dan 984 kematian.**(Feb)