Find Us on Facebook

Instagram Gallery

Configuration error or no pictures...

SKILLS.ID

Subscribe to Our Channel

Friday, April 26, 2024
redaksi@topcareer.id
Tren

Yoseph Umar Hadi: Pancasila Mampu Selesaikan Persoalan Pandemi dan Radikalisme

Yoseph Umar Hadi (Foto: Istimewa)

Topcareer.id– Sebagai sebuah ideologi, Pancasila merupakan sistem kehidupan nasional yang meliputi aspek etika/moral, politik, ekonomi, sosial-budaya dan pertahanan keamanan demi mencapai cita-cita dan tujuan bangsa yang berlandaskan dasar negara.

Keseluruhan sistem ide yang secara normatif memberikan persepsi, landasan serta pedoman tingkah laku bagi seseorang atau masyarakat dalam seluruh kehidupannya dan dalam mencapai tujuan yang dicita-citakan. Dengan demikian, tepat bila diterapkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

“Pancasila yang terinternalisasi dengan tepat dan benar dalam diri masing-masing warga Bangsa dan Negara Indonesia menjadi dasar kuat yang mampu menyatukan seluruh perbedaan yang dimiliki Indonesia. Juga mampu menyelesaikan berbagai persoalan. Entah itu persoalan pandemi, radikalisme, dan persoalan-persoalan lain,”ujar Yoseph Umarhadi, MSi saat memaparkan disertasinya berjudul “Komparasi Pandangan Notonagoro dan Drijarkara Mengenai Filsafat Pancasila dan Relevansinya Bagi Pengembangan Demokrasi Indonesia” pada Ujian Terbuka untuk memperoleh gelar doktor bidang ilmu Filsafat di Ruang Sidang “Persatuan” Lantai 3, Gedung Notonagoro Fakultas Filsafat Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, Senin (30/08/2021).

Baca Juga: Mulai 1 Juli, ASN Diminta Baca Naskah Pancasila dan Putar Lagu Kebangsaan

Dalam disertasinya itu, mantan anggora Dewan Perwakilan Rakyat empat periode sejak 1999 ini menyajikan dua teori. Yang pertama tentang Filsafat Pancasila dan kedua tentang Demokrasi Pancasila.

Berbagai persoalan kenegaraan dan kebangsaan yang terjadi selama beberapa dekade ini sangat menggelisahkan Yoseph Umarhadi sebagai seorang warga negara yang sekaligus anggota partai politik dan DPR dengan latar belakang pendidikan Filsafat dan Teologi.

“Terutama dengan perkembangan demokrasi di Indonesia yang seharusnya kita jalankan berdasar Demokrasi Pancasila. Sayang, justru yang selama ini berjalan adalah demokrasi yang disandera oleh oligarki,”ujar mantan wartawan Harian Kompas ini.

Baca Juga: Saatnya Kenalkan Nilai Pancasila Melalui Media Sosial

Sekelompok elite yang memiliki sumber daya ekonomi yang kemudian menguasai demokrasi sedemikian besar rakyat Indonesia ini, menurut Yoseph mengancam eksistensi demokrasi yang bersandar pada Pancasila.

“Oligarki itu anak cucu paham Liberalisme, Individualisme dan tidak berbeda dengan Kapitalisme. Aliran-aliran ini adalah anak cucu dari aliran Rasionalisme.”tambah Yoseph.

Di sisi lain, ketika Sosialisme sebagai aliran yang kontra Liberalisme muncul, kata Yoseph, muncullah Komunisme dan Materialisme.

“Itulah kenapa, pendiri bangsa ini tidak menjadikan Liberalisme atau Sosialisme sebagai dasar membentuk negara ini. Mereka tidak memilih Liberalisme maupun Sosialisme, melainkan mengangkat Pancasila sebagai dasar filsafatnya (philosophische grondslag),”ujar Yoseph.**

the authorRetno Wulandari

Leave a Reply