Find Us on Facebook

Instagram Gallery

Configuration error or no pictures...

SKILLS.ID

Subscribe to Our Channel

Friday, April 26, 2024
redaksi@topcareer.id
Tren

Studi: Ular Viper Bisa Jadi Lawan COVID-19

Dok/BBC

Topcareer.id – Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal ilmiah Molecules bulan ini menemukan bahwa molekul yang dihasilkan oleh bisa ular viper jararacussu dapat menghambat kemampuan virus corona untuk berkembang biak dalam sel monyet hingga 75%.

Hal ini menjadi langkah pertama yang mungkin menuju ke pengobatan dalam memerangi virus corona penyebab COVID-19.

“Kami mampu menunjukkan komponen bisa ular ini mampu menghambat protein yang sangat penting dari virus,” kata Rafael Guido, profesor Universitas Sao Paulo dan penulis studi tersebut.

Molekulnya adalah peptida, atau rantai asam amino, yang dapat terhubung ke enzim virus corona yang disebut PLPro yang sangat penting untuk reproduksi virus tanpa melukai sel lain.

Sudah dikenal karena kualitas antibakterinya, peptida dapat disintesis di laboratorium, kata Guido. Jadi, penangkapan atau pemeliharaan ular tidak perlu dilakukan.

“Kami waspada terhadap orang-orang yang pergi berburu jararacussu di sekitar Brazil dan mengira mereka akan dapat menyelamatkan dunia… Bukan itu!” kata Giuseppe Puorto, seorang herpetologis yang menjalankan koleksi biologi Institut Butantan di Sao Paulo.

“Bukan racun itu sendiri yang akan menyembuhkan virus corona.” Tegasnya.

Baca juga: Brazil Batalkan Kontrak Vaksin COVID-19 Buatan Rusia dan India

Para peneliti selanjutnya akan mengevaluasi efisiensi dosis molekul yang berbeda dan apakah itu mampu mencegah virus memasuki sel sejak awal, menurut pernyataan dari Universitas Negeri Sao Paulo.

Mereka berharap untuk menguji substansi dalam sel manusia tetapi tidak memberikan batas waktu.

Jararacussu adalah salah satu ular viper terbesar di Brazil.

Ular ini memiliki panjang hingga 2 meter. Hidupnya di Hutan Atlantik pesisir dan juga ditemukan di Bolivia, Paraguay, dan Argentina.**(Feb)

the authorRino Prasetyo

Leave a Reply