Topcareer.id – Akhirnya AirAsia meluncurkan layanan e-hailing yang diberi nama AirAsia Ride, di Malaysia.
AirAsia Ride akan bersaing dengan Grab dan layanan e-hailing lainnya di Malaysia dan dapat diakses melalui Super App perusahaan yang juga menyediakan layanan pesan-antar makanan, belanja, serta hotel.
Untuk saat ini, AirAsia Ride hanya tersedia di Kuala Lumpur dan Selangor, tetapi layanan ini akan diluncurkan ke negara bagian lain seperti Penang, Kelantan, Melaka, Johor, Sabah dan Sarawak pada akhir tahun 2021.
Menurut Amanda Woo, CEO of AirAsia Super App, ada juga rencana untuk menawarkan AirAsia Ride di negara-negara ASEAN lainnya seperti Indonesia dan Thailand di masa depan.
Perusahaan mengatakan ada perbedaan penting untuk memberikan kenyamanan yang lebih besar kepada pelanggan dibanding layanan e-hailing lainnya.
Misalnya, pelanggan bisa memilih pengemudi pilihan dari daftar, jadi bukan platform yang menetapkannya.
Dilengkapi juga dengan detail yang relevan seperti jarak pengemudi dari pelanggan dan profil pribadi pengemudi ditampilkan.
Bahkan tersedia Allstar Ride, di mana pengemudinya adalah pilot dan awak kabin AirAsia, tergantung ketersediaan.
Kebebasan memilih ini menambah fasilitas yang sudah ada seperti memilih jenis kendaraan.
Dalam hal harga, tarif AirAsia Ride ditetapkan rata-rata 1 Ringgit Malaysia per km, tidak termasuk biaya tol.
Seperti halnya Grab, pelanggan juga dapat menambahkan tip saat melakukan pemesanan untuk memberikan insentif ekstra kepada pengemudi.
Pembayaran dapat dilakukan dengan uang tunai atau menggunakan kartu kredit dan debit, dan perusahaan berencana untuk mengizinkan penumpang membayar perjalanan menggunakan poin.
Sementara penumpang memiliki banyak keuntungan, AirAsia Ride juga menerapkan konsep “driver-forward.”
Konsep ini akan memungkinkan mitra pengemudi untuk meningkatkan pendapatan mereka secara keseluruhan dan menikmati kualitas hidup yang lebih baik.
AirAsia membebankan biaya platform 15% pada pengemudinya, ini lebih rendah dari rata-rata 20% di pasaran.
Hal ini tentu membuat pengemudi AirAsia Ride bisa membawa pulang 85% dari tarif mereka setiap harinya.
Perusahaan juga menggunakan analitik data untuk mengoptimalkan waktu pengemudi dalam meningkatkan efisiensi dan pendapatan mereka.
Sebagai contoh, pengemudi dapat diberikan order perjalanan pulang pergi bandara dengan interval tunggu terpendek berdasarkan perkiraan waktu kedatangan penerbangan penumpang.
Perusahaan juga tidak akan menghukum pengemudinya karena menolak perjalanan yang ditugaskan, berbeda dari platform lain.
Sebaliknya, perusahaan menggunakan model dorongan yang memberi pengemudi lebih banyak mendapat penghargaan dan benefit jika bisa menyelesaikan lebih banyak pekerjaan.
Baca juga: Bos AirAsia Berharap Bisa Kembali Terbang di Banyak Rute pada Akhir 2021
Saat ini ada sekitar 1.500 mitra pengemudi terdaftar, tetapi perusahaan mengharapkan 5.000 lebih untuk bergabung dalam enam bulan ke depan.
Semua pengemudi memiliki Physical Vocational Licence, divaksinasi lengkap, dan diuji secara teratur.
AirAsia Ride berpotensi untuk berintegrasi dengan perusahaan logistik selain bersinergi dengan beberapa e-commerce.
Inovasi produk menarik lainnya yang sedang dikembangkan adalah kemitraan dengan kendaraan listrik.
Ini bisa menjadi ujung tombak penggerak bisnis sustainable dalam mobilitas di ASEAN.
Perusahaan sebelumnya telah mengumumkan rencana untuk meluncurkan layanan taksi terbang, dengan proyek percontohan yang sudah aktif di Cyberjaya.
Bahkan AirAsia Ride juga mengumumkan akuisisinya terhadap DeliverEat untuk memperkuat pijakannya di bidang pengiriman makanan.**(Feb)