Topcareer.id – Menyusul perpanjangan ‘periode darurat biosekuriti,’ perbatasan Australia akan tetap ditutup dan sebagian besar perjalanan internasional masih dilarang hingga pembukaan kembali 17 Desember 2021.
Rencana itu juga akan bergantung pada gelembung perjalanan bebas karantina atau ‘jalur hijau’ antar negara, atau periode terbatas isolasi rumah yang dapat dikelola setelah kembali ke Australia.
Terlepas dari itu, Menteri Kesehatan Greg Hunt mengumumkan bahwa “masa darurat biosekuriti manusia” yang dinyatakan berdasarkan Undang-Undang Keamanan Hayati 2015, dan telah berlaku sejak 18 Maret 2020 yang sebelumnya dijadwalkan berakhir pada 17 September 2021, telah diperpanjang lagi selama tiga bulan hingga 17 Desember 2021.
Ini akan menjadi bulan ke-21 sejak perbatasan negara itu ditutup dalam menghadapi pandemi COVID-19.
Baca juga: Australia Berencana Buka Pembatasan di Tengah Gelombang Delta
Namun, Australia kini berada di jalur yang tepat untuk mencapai tingkat vaksinasi 80 persen dan pemerintah menjanjikan bahwa perbatasan akan dibuka kembali.
Komite Utama Perlindungan Kesehatan Australia (AHPPC) telah menyatakan bahwa situasi COVID-19 internasional terus membahayakan kesehatan masyarakat. Perpanjangan periode darurat adalah respons yang wajar terhadap risiko ini.
Namun, pemerintah mencatat bahwa langkah-langkah ini “dapat diubah atau dicabut kapan saja.”
Setelah larangan perjalanan dicabut nanti, pelancong yang ingin berkunjung ke Australia harus mendapatkan Electronic Travel Authority (ETA) Australia.
ETA berlaku sebagai izin masuk ke negara tersebut dan berlaku untuk kunjungan wisata serta bisnis yang tidak melebihi 90 hari.**(Feb)
