Topcareer.id – Robert Kiyosaki, seorang penulis keuangan dan investor terkemuka memprediksi adanya crash terbesar di pasar keuangan Oktober 2021 ini.
Kehancuran pasar terbesar ini menurutnya dipicu gagal bayar utang perusahaan properti terbesar kedua di China, Evergrande.
Mengutip Yahoo Finance, Selasa (5/10), penulis buku terpopuler Rich Dac Poor Dad ini memprediksi kegagalan Evergrande tersebut akan berimbas ke pasar saham global.
Kepada Kitco News Kiyosaki juga mengatakan bahwa akan terjadi crash yang akan terjadi nanti adalah yang terbesar dalam sejarah dunia.
Kiyosaksi mengusulkan agar para investor berinvestasi pada tiga aset berikut ini untuk mengantisipasinya.
Emas
Ini adalah rekomendasi paling sederhana dari Kiyosaki. Selama berabad-abad, emas telah menjadi aset safe haven.
Itu tidak dapat dicetak begitu saja seperti uang kertas, dan nilainya sebagian besar tidak terpengaruh oleh peristiwa ekonomi di seluruh dunia.
Investor sering terburu-buru berburu emas di saat krisis, jadi masuk akal untuk menjadi yang terdepan dalam memiliki emas.
Cara paling cepat untuk memainkan emas adalah dengan memiliki emas batangan. Tapi itu bisa sulit dan mahal.
Namun, ada cara yang lebih mudah, yakni dengan berinvestasi di perusahaan pertambangan emas besar.
Jika harga emas naik, para investor emas akan memperoleh pendapatan dan keuntungan yang lebih tinggi, yang cenderung menghasilkan harga saham yang lebih tinggi.
Perak
Tidak mengherankan jika Kiyosaki menyukai perak. Sama seperti emas, perak dapat menjadi penyimpan nilai dan pelindung nilai terhadap kenaikan suku bunga dan inflasi.
Logam abu-abu ini mungkin tidak tampak mewah seperti emas, tetapi bisa menjadi pegangan yang sangat efektif selama masa ketidakpastian.
Selama dua tahun terakhir, harga perak telah meningkat lebih dari 30%, kenaikan harga perak ini menguntungkan investor perak.
Beberapa cara termudah untuk memainkan perak adalah melalui penambang besar seperti Wheaton Precious Metals, Pan American Silver, dan Coeur Mining.
Konon, perak juga banyak digunakan sebagai logam industri. Jadi penurunan aktivitas ekonomi global dapat berdampak negatif pada harga perak.
Bitcoin
Setelah dianggap sebagai aset khusus, Bitcoin kini telah memasuki arus utama.
Orang dapat membeli Bitcoin secara langsung. Tetapi jika tidak menyukai volatilitas Bitcoin, orang juga dapat berinvestasi di perusahaan yang telah mengikat diri ke pasar kripto.
Tesla misalnya, memiliki sekitar 42.000 Bitcoin menurut akun Twitter CEO Elon Musk. Ketika Bitcoin bergerak, saham Tesla cenderung mengikutinya.
PayPal adalah permainan kripto lainnya. Oktober lalu, perusahaan meluncurkan layanan di AS yang memungkinkan pengguna untuk membeli, menjual, dan menahan cryptocurrency.
Dan kemudian ada Nvidia, yang dikenal dengan unit pemrosesan grafisnya. Produk perusahaan yang wajib dimiliki oleh gamers ini juga sangat diminati di kalangan penambang cryptocurrency.
Yang pasti, saham-saham tersebut tidaklah murah. Tesla diperdagangkan pada USD 776 per saham atau sekitar Rp 11 juta, Paypal pada USD 263 atau sekitar Rp 3,7 juta, dan Nvidia memiliki harga saham USD 205 atau sekitar Rp 2,9 juta.
Tetapi, bisa juga mendapatkan bagian dari permainan Bitcoin ini menggunakan aplikasi perdagangan saham populer.
Aplikasi saham memungkinkan orang membeli pecahan saham dengan uang sebanyak yang ingin dibelanjakan.
Baca juga: 6 Kesalahan Keuangan Terbesar Saat Usia 40-an
Perlindungan terbaik?
Sama seperti aset lainnya, harga emas, perak, dan Bitcoin masih bisa jatuh dalam kejatuhan pasar.
Kiyosaki bahkan meramalkan bahwa ketika pasar saham tenggelam, “semua itu akan terbawa turun bersamanya.”
Jika menginginkan aset yang memiliki sedikit korelasi dengan naik turunnya pasar saham atau real estat, ada satu lagi yang perlu dipertimbangkan, yakni tanah pertanian.
Bahkan jika kejatuhan tersbesar berikutnya menjadi yang hal yang lebih besar lagi dalam sejarah dunia, orang masih tetap perlu makan.
Dan selama bertahun-tahun, pertanian telah terbukti menawarkan pengembalian yang disesuaikan dengan risiko yang lebih tinggi daripada saham dan real estat.**(Feb)