Find Us on Facebook

Instagram Gallery

Configuration error or no pictures...

SKILLS.ID

Subscribe to Our Channel

Saturday, April 27, 2024
redaksi@topcareer.id
Tren

Ekonomi Digital Diperkirakan Tumbuh 800%, Kaum Muda Diminta Jadi Entrepreneur

Ekonomi Digital RI Bakal Tumbuh 8 Kali Lipat pada 2030Menteri Perdagangan RI, Muhammad Lutfi. (dok. Setkab)

Topcareer.id – Dalam acara Digital Technopreneur Festival (DTF) 2021 dan Socio Technopreneur Campus (STC) 2021, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengatakan bahwa ekonomi digital Indonesia akan tumbuh hingga 800% pada tahun 2030 mendatang.

“Ekonomi digital Indonesia akan tumbuh dari Rp632 triliun pada 2020 menjadi Rp 4.531 triliun pada akhir 2030 atau tumbuh 800 persen dalam sembilan tahun ke depan,” ujarnya di Jakarta pada Jumat (19/11/2021).

Oleh karenanya, ia berharap agar pertumbuhan sebesar ini harus dimanfaatkan anak muda Indonesia dengan menjadi entrepreneur di bidang teknologi.

“Pelaku usaha muda harus menciptakan disrupsi ekonomi digital dan harus bisa menciptakan nilai tambah di Indonesia,” tambahnya.

Lebih lanjut Lutfi menjelaskan, pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia ini pun diperkirakan akan 6 kali lebih besar dibanding Malaysia, 7 kali lebih besar dibanding Filipina, 9 kali lebih besar dibanding Singapura, dan 4 kali lebih besar dari Vietnam.

“Jika indeks per kapita naik dari USD 162,8/kapita menjadi sama dengan Malaysia sebesar USD 1.403,1/kapita, maka ekonomi digital Indonesia tumbuh menjadi USD 417 miliar. Ini merupakan salah satu yang paling besar,” terangnya.

Baca juga: Ekonomi Digital Terus Tumbuh, Merchant QRIS Tembus Angka 12 Juta

Untuk tren ke depannya, Lutfi mengatakan 5G, Internet of Things (IoT), blockchain, kecerdasan buatan, dan cloud computing akan mengubah dan mempengaruhi hidup masyarakat Indonesia.

“Kelima teknologi tersebut akan menembus batas ruang dan waktu. Teknologi pertanian (agritech), teknologi keuangan (fintech), teknologi Pendidikan (edutech), dan teknologi kesehatan (healthtech) akan berubah selamanya dan ini harus diantisipasi pelaku ekonomi baru di masa yang akan datang,” imbuhnya.

Selain itu, menurut Lutfi, disrupsi di dalam teknologi menjadi hal yang penting untuk pelaku ekonomi baru. Pada 2020, ekonomi Indonesia secara produk domestik bruto (GDP) sekitar Rp15.400 triliun atau setara USD 1,1 triliun dan pada akhir 2030, akan tumbuh sekitar 1,5 kali lipat antara Rp24.000 triliun—Rp30.000 triliun.

Perdagangan secara elektronik pun menjadi pertumbuhan terbesar yakni sekitar sekitar Rp1.908 triliun atau USD 120 miliar (34%). Namun demikian, yang terpenting adalah bidang pendidikan sebesar 3% dengan nilai Rp160 triliun dan kesehatan sebesar 8% dengan nilai sekitar Rp476 triliun. Dua hal tersebut sangat penting karena membantu generasi emas (golden generation), generasi penerus Indonesia.

“Pendidikan sangat penting, hari ini, lulusan SMA hanya 60 persen dari angkatan kerja. Di masa yang akan datang harus dikonversi menjadi 99 persen. Untuk mengejar hal tersebut, harus didukung teknologi pendidikan,” pungkas Lutfi.*”(Feb)

the authorSherley Agnesia

Leave a Reply