Find Us on Facebook

Instagram Gallery

Configuration error or no pictures...

SKILLS.ID

Subscribe to Our Channel

Saturday, April 27, 2024
redaksi@topcareer.id
Profesional

5 Jebakan yang Sering Bikin Pengusaha Gagal di Tahun Ke-2 (Bagian 1)

Ilustrasi penduduk usia kerja terdampak covid-19Ilustrasi work. Dok/Skillroads

Topcareer.id – Ketakutan akan kegagalan menghantui banyak pemilik usaha kecil. Tidak hanya jalan menuju kewirausahaan yang sering dipenuhi dengan jalan memutar dan lubang, tetapi mempertahankan tingkat kreativitas dan motivasi saat menavigasi hambatan ini dapat menjadi proses yang sulit.

Pengusaha cenderung gagal tepat sebelum mencapai puncaknya dalam siklus bisnis. Puncaknya biasanya datang setelah jebakan, yaitu ketika banyak pengusaha kehilangan momentum. Jika kamu dapat melewati proses pemulihan setelah jebakan besar, ekspansi sering kali ada di depan mata.

Sementara titik pasti ketika seorang wirausahawan menghadapi risiko kegagalan bervariasi, kebanyakan gagal setelah mereka menjalankan bisnis selama satu atau dua tahun, menurut Andrew Gunderman, CEO Vyra.

“Ini karena hal-hal menjadi jauh lebih nyata di waktu ini. Kamu kemungkinan akan merekrut karyawan baru, yang berarti biaya meningkat,” kata dia dalam laman Business News Daily.

Gunderman mengatakan harus membayar karyawan membuat lebih sulit untuk berputar, dan biaya memiliki karyawan tersebut dapat menempatkanmu pada posisi di mana tidak ada jalan keluar. Hal ini dapat menyebabkan kebangkrutan awal. Berikut ini lima perangkap utama yang membuat pengusaha gagal pada tahun kedua menurut Amanda Kendall, pemilik Elevating Profits.

Baca juga: Profesi Dan Pekerjaan, Ini Bedanya!

1. Arus kas

Saat memulai bisnis, pengusaha biasanya fokus pada penjualan berikutnya dan klien berikutnya. Mereka sering tidak memikirkan jangka panjang atau rencana masa depan. Arus kas dapat membuat bisnis membaik atau malah menghancurkan bisnis.

Bisnis tanpa keuntungan dapat bertahan selama bertahun-tahun, tetapi bisnis tanpa arus kas akan gagal dalam beberapa bulan. Merencanakan bagaimana mempertahankan arus kas positif dapat membuat bisnismu melewati jeda yang pasti akan terjadi.

2. Sindrom ‘Saya harus melakukan semuanya’

Pengusaha memakai banyak topi ketika mereka memulai bisnis. Kadang-kadang mereka lupa bahwa, untuk tumbuh, mereka harus memberikan sebagian (jika bukan sebagian besar) dari topi itu kepada orang lain di sepanjang jalan.
Mentalitas “Saya bisa melakukan semuanya, lebih cepat dan lebih baik” ini menenggelamkan banyak pengusaha.

Belajarlah untuk keluar dari peran, dan buat rencana seperti apa itu. Siapa yang mengisi peran itu saat kamu keluar? Apa hal-hal yang bebas bisa kamu lakukan? Apa peran selanjutnya yang akan kamu keluarkan?**(Feb)

Leave a Reply