Find Us on Facebook

Instagram Gallery

Configuration error or no pictures...

SKILLS.ID

Subscribe to Our Channel

Friday, March 29, 2024
redaksi@topcareer.id
Covid-19

WHO Optimis Vaksin COVID-19 Mampu Atasi Omicron

Virus HIV. Dok/Kompas

Topcareer.id – WHO mengatakan bahwa vaksin COVID-19 yang ada saat ini seharusnya masih bisa melindungi orang yang tertular varian Omicron dari kasus infeksi yang parah.

Pihak WHO tetap yakin meskipun tes lab pertama dari Omicron asal Afrika Selatan menunjukkan virus tersebut bisa menghindari vaksin Pfizer.

Para peneliti mengatakan ada “penurunan yang sangat besar” dalam antibodi vaksin menetralkan strain baru.

Tetapi Dr Mike Ryan dari WHO mengatakan tidak ada tanda Omicron akan lebih baik dalam menghindari vaksin daripada varian lainnya.

“Kami memiliki vaksin yang sangat efektif yang telah terbukti efektif melawan semua varian sejauh ini, dalam hal penyakit parah dan rawat inap, dan tidak ada alasan untuk berharap bahwa itu tidak akan terjadi untuk Omicron,” Ujar Dr Ryan, direktur darurat WHO, kepada kantor berita AFP.

Dia mengatakan data awal menunjukkan Omicron tidak membuat orang lebih sakit daripada Delta dan strain lainnya. “Jika ada, arahnya ke arah yang lebih ringan,” katanya.

Para ilmuwan juga percaya infeksi sebelumnya yang diikuti dengan vaksinasi atau booster kemungkinan akan meningkatkan tingkat netralisasi dan melindungi orang dari penyakit parah.

Omicron adalah versi virus corona yang paling banyak bermutasi yang ditemukan sejauh ini.

Baca juga: WHO Tak Beri Rekomendasi Terapi Plasma Konvalesen untuk Rawat Pasien Covid

Juru bicara Perdana Menteri Inggris mengatakan tanda-tanda awal menunjukkan Omicron bisa lebih menular daripada strain Delta.

Tapi kemampuan Omicron untuk menyebabkan penyakit parah hingga kini masih belum jelas.

Dr Anthony Fauci, pakar penyakit menular AS, mengatakan bukti awal menunjukkan Omicron bisa lebih menular tetapi tidak parah.

Ada lebih dari 267 juta kasus dan lebih dari lima juta kematian di seluruh dunia sejak pandemi dimulai pada 2020, menurut data dari Universitas Johns Hopkins.**(Feb)

the authorRino Prasetyo

Leave a Reply