Topcareer.id – Tidur itu hal penting. Melewatkan waktu tidur maka kamu akan menghadapi sejumlah masalah kesehatan, mulai dari penyakit jantung hingga diabetes. Setiap orang dianjurkan memiliki 7 jam waktu tidur. Tapi bagaimana jika sebaliknya? Tidur terlalu lama, bagaimana efeknya dengan kesehatan?
Penelitian telah menghubungkan tidur berlebihan dengan berbagai masalah kesehatan, termasuk risiko kematian yang lebih tinggi dari penyebab apa pun.
Dalam satu meta-analisis besar yang diterbitkan tahun lalu di Journal of American Heart Association, risiko terbukti meningkat dengan setiap jam tambahan tidur: Tidur sembilan jam dikaitkan dengan 14% peningkatan risiko kematian, 10 jam dengan 30 % risiko lebih tinggi, dan 11 jam dengan risiko 47% lebih tinggi. Risiko kematian akibat penyakit jantung dan stroke juga meningkat dengan waktu tidur yang lebih lama.
“Dalam gaya hidup modern, orang memiliki kecenderungan untuk secara sengaja membatasi tidur karena jam kerja, tugas merawat anggota keluarga, hobi, dan aktivitas lainnya,” kata Chun Shing Kwok, MBBS, penulis utama studi tersebut, dikutip dari Health.
“Bukti kami menunjukkan bahwa tidur lebih dari yang direkomendasikan mungkin lebih berbahaya daripada kurang tidur.”
Baca juga: 10 Cara Tingkatkan Kesehatan Mental Di 2022 (Bagian 1)
Penelitian lain menunjukkan bahwa kebiasaan tidur lebih dari tujuh jam semalam dikaitkan dengan peningkatan risiko diabetes. Namun penelitian lain menemukan bahwa “durasi tidur yang ekstrem” (dan juga kurang tidur) dikaitkan dengan tingkat protein C-reaktif yang lebih tinggi, penanda risiko penyakit kardiovaskular.
Tak satu pun dari penelitian ini membuktikan bahwa tidur lebih lama benar-benar menyebabkan masalah kesehatan atau kematian.
“Kami hanya mendemonstrasikan asosiasi,” kata Dr. Kwok, dosen klinis di bidang kardiologi dan spesialis registrar di bidang kardiologi di Universitas Keele dan Rumah Sakit Universitas Royal Stoke di Inggris.
Setiap gagasan tentang mengapa asosiasi ini ada hanyalah dugaan untuk saat ini. “Tidur yang lebih lama dapat menjadi indikator untuk penyakit yang mendasarinya, seperti kondisi yang sudah ada sebelumnya yang tidak terdeteksi seperti gagal jantung, anemia, hipotiroidisme, atau apnea tidur obstruktif,” kata Dr. Kwok.
Dengan kata lain, walaupun kurang tidur sebenarnya dapat menyebabkan masalah kesehatan, terlalu banyak tidur lebih mungkin menjadi indikator bahwa ada sesuatu yang salah. “Asosiasi tidak berarti kausalitas,” tambah Robert W. Greene, MD, PhD, seorang profesor di departemen psikiatri dan ilmu saraf di University of Texas Southwestern Medical Center di Dallas.
“Fakta bahwa kamu terlalu banyak tidur mungkin tidak menyebabkan masalah, tetapi bisa menjadi indikasi bahwa sesuatu yang buruk sedang terjadi.” Tegasnya.**(Feb)