Find Us on Facebook

Instagram Gallery

Configuration error or no pictures...

SKILLS.ID

Subscribe to Our Channel

Thursday, April 18, 2024
redaksi@topcareer.id
Tren

Strategi Kebijakan Ekonomi RI di Masa Pandemi Dapat Pujian dari IMF

neraca perdagangan RI surplus lagi.Prediksi pertumbuhan ekonomi. (ilustrasi)

Topcareer.id – Strategi pengelolaan kebijakan makro dan fiskal Indonesia dalam pengendalian pandemi Covid-19 dan pemulihan ekonomi mendapatkan apresiasi tinggi dari dunia.

Dalam laporan sementara (Concluding Statement) misi Dana Moneter Internasional (IMF) untuk Artikel IV yang dirilis hari Ini, Indonesia disorot sebagai negara yang cukup sukses dalam penanganan pandemi dan pemulihan ekonomi tanpa mengorbankan stabilitas keuangan dan fiskal jangka menengahnya.

“IMF mengapresiasi keberhasilan pengendalian Covid-19 di Indonesia yang membawa Indonesia ke pemulihan ekonomi yang cepat,” kata Kepala Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan RI, Febrio Kacaribu, dikutip dari rilis laman resmi Kemenkeu, Rabu (26/1/2022).

“Pemulihan lebih cepat menjadi dasar IMF menilai konsolidasi fiskal menuju defisit APBN paling tinggi 3% PDB di Tahun 2023 sebagai langkah yang tepat. IMF memandang kebijakan ini membawa Indonesia semakin kredibel di mata pelaku pasar,” tambah Febrio.

Dalam laporan sementara IMF ini, mereka memproyeksikan perekonomian Indonesia akan tumbuh sebesar 5.6% di tahun 2022 dan menguat ke 6.0% pada tahun 2023.

Baca juga: Penghulu Bakal Jadi Salah Satu Profesi Yang Diprioritaskan Kemenag

Namun, tetap menyarankan untuk waspada atas peningkatan sejumlah risiko eksternal, seperti gelombang baru penyebaran Covid-19, meningkatnya tekanan inflasi global, pengetatan pasar keuangan global.

Efektivitas kebijakan pemerintah dalam penanganan pandemi Covid-19 dan pemulihan ekonomi juga dinilai berhasil mendorong menguatnya aktivitas perekonomian, sehingga dapat mengangkat kinerja APBN 2021.

Pendapatan negara meningkat tinggi, terutama disumbang meningkatnya kinerja penerimaan perpajakan jika dibandingkan dengan target penerimaan perpajakan 2021.

Hal ini menyebabkan defisit APBN dapat ditekan hingga 4,65% PDB, lebih rendah dibandingkan target awal sebesar 5,7% PDB. Selain itu pemulihan ekonomi yang positif juga diperoleh dari utang yang terjaga dalam tingkat yang aman dan terkelola dengan baik.

Sebagai informasi tambahan, Concluding Statement merupakan laporan berisi penilaian kondisi terkini ekonomi nasional dan rekomendasi kebijakan yang ditawarkan oleh IMF berdasarkan pendalaman yang dilakukan oleh Tim Article IV IMF melalui rangkaian pertemuan dengan otoritas terkait.

Leave a Reply