Find Us on Facebook

Instagram Gallery

Configuration error or no pictures...

SKILLS.ID

Subscribe to Our Channel

Friday, April 19, 2024
redaksi@topcareer.id
SekolahTren

Cara Cambridge International Persiapkan Pelajar Hadapi Industri 4.0

Asian elementary schoolgirls and female teacher building robot in science class. (dok. Cambridge International)

Topcareer.id – Di saat pemerintah dan pemimpin industri sibuk menyesuaikan diri dengan kebutuhan Industri 4.0, sektor pendidikan termasuk sekolah harus memikirkan kembali pendidikan dan bagaimana mempersiapkan generasi muda untuk menangkap peluang masa depan.

Menurut Lloyd Jeeves, Manajer Pengembangan Kurikulum, Cambridge International, siswa harus dilengkapi dengan keterampilan dan pola pikir yang tepat untuk membantu mereka berkembang di dunia kerja masa depan.

“Inilah salah satu alasan yang mendorongnya membantu mengembangkan kurikulum Komputasi terbaru untuk program Cambridge Primary and Lower Secondary,” kata Lloyd dalam siaran pers yang diterima Topcareer.id, Kamis (17/2/2022).

Industri 4.0 bertopang pada konektivitas antar perangkat dan pemahaman yang berkembang tentang bagaimana konektivitas ini bekerja. Lloyd menjelaskan bahwa kurikulum komputasi baru ini akan memperkenalkan konsep tersebut kepada siswa muda.

“Kurikulum Komputasi kami dirancang bagi siswa muda untuk mengembangkan keterampilan yang berkaitan dengan Industri 4.0 seperti pemrograman, pemikiran komputasi, konektivitas, dan analisis data,” ujar Lloyd.

“Kurikulum ini akan membantu mereka untuk mengenali peran ilmu komputer dalam berbagai industri, mengembangkan keterampilan ilmu komputer mereka sendiri, dan mengenali peran yang akan dijalankan oleh ilmu komputer dalam karir mereka di masa depan,” jelasnya.

Lantas, mengapa penting bagi siswa untuk mengembangkan keterampilan ini di usia muda? Lloyd menerangkan sangatlah penting memiliki kemampuan komputasi yang kuat saat ini, di mana semakin dini seorang anak dapat mulai membangun dan mengembangkannya, semakin siap mereka untuk pembelajaran di masa depan dan dunia kerja.

Ia menambahkan, dengan mempelajari pemikiran komputasi dan keterampilan pemrograman sejak usia dini, siswa akan dapat mengembangkan kompetensi seperti logika dan dekomposisi secara progresif, sebelum mereka harus bersaing dengan menerapkannya dalam lingkungan profesional dan kerja.

Baca juga: Konflik Kerja Nggak Selalu Buruk, Begini Cara Bikin Konflik Sehat (Bagian 1)

“Pengkodean, dan memahami perlunya presisi, juga akan membantu pelajar muda untuk memahami bagaimana segala sesuatu bekerja dan bagaimana perangkat dan mesin merespon instruksi dan input.

Namun, Lloyd menyadari bahwa tidak semua siswa ingin menjadi ilmuwan komputer ketika mereka dewasa, tetapi ada banyak alasan mengapa anak muda akan mendapatkan keuntungan dari mempelajari ilmu komputer.

Walaupun mereka tidak bercita-cita menjadi ilmuwan komputer, kata Lloyd, tetapi mereka akan bekerja dalam dunia industri 4.0 saat dewasa. Karena itu, siswa muda perlu memahami hubungan antara komputer dan dunia di sekitar mereka.

“Hubungan ini termasuk bagaimana teknologi diterapkan pada praktik yang ada dan berkembang, serta etika dalam pengambilan keputusan terhadap penerapan teknologi. Hubungan dan pertimbangan tersebut merupakan bagian penting dari kurikulum Komputasi.”

Kendati sekolah harus mendukung siswanya untuk memahami setiap aspek Industri 4.0 dengan cara yang mudah dipahami, memiliki akses ke komputer dan internet tidak selalu diperlukan untuk setiap pelajaran komputasi.

Lloyd mengatakan bahwa meskipun sekolah-sekolah yang bekerja sama dengan Cambridge International di Indonesia memiliki akses yang baik ke komputer, banyak sekolah lain yang mungkin tidak memiliki banyak sumber daya. Namun, mereka masih dapat mengajarkan banyak aspek dari mata pelajaran tersebut kepada siswanya.

Pelajar, sambungnya, bisa mendapatkan keuntungan dari penggunaan komputer secara bersamaan. Selain itu, setelah aplikasi seperti Scratch diunduh, sebagian besar pekerjaan di layar dapat dilakukan secara offline. Komputer mini, seperti Micro:bits, yang dapat diperoleh dengan harga relatif murah juga dapat digunakan bersama di seluruh sekolah, bersama dengan penggunaan komputer.

“Banyak kegiatan yang dapat dilakukan tanpa komputer, terutama dalam pemikiran komputasi, jaringan dan komunikasi, dan konten sistem komputer. Mengerjakan aktivitas ‘unplugged’ dapat membantu meningkatkan pemahaman siswa.”

Leave a Reply