Topcareer.id – Menjadi seorang manajer bukanlah pekerjaan yang mudah. Tipe manajer yang hebat pasti paham bagaimana cara melatih tim, melibatkan dan memotivasi tim mereka. Apalagi cara kita dalam bekerja berubah dengan cepat.
Wakil Presiden pengelola di Gartner (perusahaan penasihat global), Sari Wilde menyampaikan soal surveinya terhadap 5.000 manajer dari seluruh dunia dalam berbagai fungsi. Dia mengatakan ada 4 tipe utama manajer.
1. Teacher Managers
Tipe ini mengembangkan karyawan mereka berdasarkan keahlian dan pengalaman mereka sendiri. Mantra mereka adalah: “Saya melakukannya dengan cara ini, dan karena itu Anda juga harus melakukannya.”
Mereka biasanya maju dalam organisasi bukan karena mereka adalah manajer terhebat, tetapi karena pengetahuan institusional mereka.
2. Always On Managers
Manajer tipe ini terus memantau dan memeriksa karyawan mereka. Mereka memiliki niat baik dan ingin menjadi orang yang memberikan pembinaan dan umpan balik berkelanjutan di berbagai keterampilan.
3. Cheerleader managers
Manajer tipe ini memiliki pendekatan yang lebih lepas tangan, memberikan umpan balik positif dan menempatkan karyawan yang bertanggung jawab atas pengembangan mereka sendiri.
Mereka mudah didekati dan mendukung, tetapi tidak proaktif seperti tipe manajer lainnya dalam hal mengembangkan keterampilan karyawan mereka.
Baca juga: Cara Positif Menerima Perubahan Di Tempat Kerja
4. Connector managers
Manajer ini memberikan umpan balik di bidang keahlian mereka, sementara juga menghubungkan karyawan dengan orang lain dalam tim atau dalam organisasi yang lebih cocok dalam menangani kebutuhan khusus.
Tipe manajer mana yang dianggap terbaik?
Tidak semua jenis terbukti efektif. Teacher managers, misalnya, lebih suka melakukan sesuatu dengan cara mereka sendiri dan ragu-ragu untuk bereksperimen dengan ide dan strategi baru. Ini bisa menjadi masalah ketika inovasi dan kreativitas sangat didorong.
Cheerleader managers sangat bagus untuk karyawan yang berkembang dengan motivasi. Namun, pendekatan “belajar sambil melakukan” mereka dapat menyebabkan stres, mengurangi keamanan psikologis dan meningkatkan kelelahan pada karyawan.
Tim peneliti kami terkejut menemukan bahwa pendekatan Always On juga bukan yang paling produktif. Itu karena mereka sering berasumsi bahwa mereka tahu apa yang terbaik ketika, dalam banyak kasus, mereka tidak tahu. Akibatnya, mereka dapat mengarahkan karyawan ke jalan yang salah.
Connector yang membentuk sekitar 25% dari manajer yang kami survei, ternyata menjadi yang terbaik dalam mendukung pengembangan karier karyawan mereka, termasuk efisiensi dan kesiapan keterampilan.