Topcareer.id – Banyak orang berusaha keras untuk mendapatkan kekuasaan dan kekayaan besar untuk kepentingan diri mereka sendiri dan orang yang mereka cintai, salah satunya dengan terjun ke dunia politik dan menjadi Presiden.
Lain halnya dengan Jose Mujica, presiden Uruguay ke-40 ini lebih suka membagikan kekayaan yang ia peroleh selama menjabat kepada orang lain yang kurang beruntung daripada memperkaya dirinya sendiri.
Kerendahan hati dan gaya hidupnya yang sangat sederhana adalah yang membedakannya dari banyak presiden lain di dunia.
Empatinya untuk rakyatnya yang kurang beruntung membuatnya bekerja ekstra untuk memastikan mereka semua mendapat perawatan yang baik.
Inilah yang membuat mantan presiden Uruguay Jose Alberto ‘Pepe’ Mujica menjadi pemimpin yang luar biasa sebagai presiden dan masih ada sampai hari ini.
Kehidupan Jose Alberto Mujica
Lahir di Montevideo, Uruguay, pada 20 Mei 1935, José Alberto “Pepe” Mujica Cordano menghabiskan sebagian besar masa kecilnya di pertanian bersama ayah petaninya Demetrio Mujica.
Ayahnya meninggal ketika Mujica baru berusia lima tahun, dan hidup bersama ibunya Lucy Cordano.
Setelah kematian ayahnya, keluarganya menderita secara finansial karena ibunya berasal dari keluarga berpenghasilan rendah.
Sebagai seorang anak muda, Mujica percaya bahwa setiap orang harus memiliki setidaknya hidup berkecukupan.
Mencoba mencari cara untuk membuat perubahan, pada saat berusia 13 tahun, dia sudah mulai bersepeda untuk klub di berbagai kategori.
Dia akhirnya berhasil masuk ke Partai Nasional di mana dia cukup aktif dan populer karena karisma dan semangatnya.
Pada pertengahan 1960-an ia bergabung dan menjadi anggota aktif Gerakan MLN Tupamaros — sebuah gerakan yang terdiri dari kelompok politik bersenjata yang diilhami oleh Revolusi Kuba tahun 1953 dan berakhir pada tahun 1959.
Kelompok tersebut adalah Robin Hood yang merampok truk dan tank pengiriman kemudian membagikan, uang dan makanan kepada orang miskin.
Gaya Hidup Sederhana Bahkan Saat Menjadi Presiden
Selama bertahun-tahun, gaya hidup Mujica yang tidak biasa telah menjadi keajaiban bagi banyak orang di seluruh dunia.
Menarik untuk melihat seorang presiden yang berhak atas begitu banyak privilege dan kekayaan justru memilih untuk membagikan sebagian besar kekayaannya selama menjadi presiden dengan orang-orang yang kurang beruntung.
Sebelum masa jabatannya berakhir pada 1 Maret 2015, di sebuah seminar resolusi krisis lingkungan Mujica memberi sambutan dengan menyatakan:
“Orang miskin bukanlah orang yang memiliki sedikit harta, tetapi orang yang membutuhkan bantuan tanpa batas, lebih dan lebih dan lebih”.
Sementara sebagian besar presiden di dunia menikmati semua privilege kepresidenan dan tidak peduli dengan rakyatnya yang semakin miskin, Mujica lebih suka melanjutkan gaya hidupnya yang sederhana.
Baca juga: Mengintip Sejarah Presiden Rusia Vladimir Putin
Sebagai presiden, 90% dari tunjangan bulanannya dengan sukarela ia sumbangkan kepada orang-orang yang kurang beruntung di daerahnya.
Selain itu, alih-alih menggunakan mobil mahal kepresidenan dan penggunaan rumah dinas pada tahun 1987, ia lebih memilih membeli Volkswagen Beetle kesayangannya dengan harga murah.
Dia bahkan menolak tinggal di rumah dinas presiden. Sebaliknya, ia memilih untuk tinggal di sebuah peternakan di pinggiran Montevideo bersama istrinya, Lucia Topolansky, dan anjing berkaki tiga mereka, Manuela.
Menurut Wyre Davies, seorang koresponden BBC, pada akhir masa jabatannya sebagai presiden, “Mujica meninggalkan kantor kepresidenan dengan ekonomi yang relatif sehat dan stabilitas sosial.”
Mujica saat ini masih masih tinggal di rumah pertanian dengan keluarganya.**(Feb)