Find Us on Facebook

Instagram Gallery

Configuration error or no pictures...

SKILLS.ID

Subscribe to Our Channel

Tuesday, April 23, 2024
redaksi@topcareer.id
Lifestyle

Pernah Merasa Sensasi Jatuh Saat Tidur? Itu Hypnic Jerks

Ilustrasi tidur dengan rambut basah bisa menyebabkan risiko kesehatan.Tidur dengan guling. Dok/Pillow Advisor

Topcareer.id – Hampir semua orang pernah merasakan sensasi terjatuh yang mengagetkan saat baru mulai tidur, hal itu disebut sebagai Sentakan Hipnik atau Hypnic Jerks.

Ini merupakan kejadian akibat kontraksi otot yang tiba-tiba dan tidak disengaja yang mungkin kamu alami saat baru saja mulai tertidur.

Hypnic jerks adalah jenis mioklonus yang merupakan kategori gerakan otot yang cepat dan tidak disengaja.

Sementara itu, cegukan adalah jenis lain dari mioklonus. Hypnic sendiri adalah kependekan dari hypnagogic.

Hypnagogic merupakan sebuah kata yang menggambarkan transisi antara situasi masih setengah sadar dan tertidur saat sentakan ini terjadi.

Seperti Apa Rasa Hypnic Jerks?
Sentakan hipnik muncul secara acak saat kamu tertidur, dan biasanya terjadi saat baru mulai tertidur.

Hypnic jerks biasanya hanya memengaruhi satu sisi tubuh, seperti lengan kiri dan kaki kiri.

Kamu juga mungkin mengalami sentakan tunggal, atau beberapa kali berturut-turut sebelum tubuhmu rileks kembali.

Selain gerakan menyentak, biasanya orang juga mengalami sensasi atau gambaran mental lain bersamaan dengan sentakan hipnik, seperti mimpi atau halusinasi.

Orang sering melaporkan perasaan seperti jatuh, melihat lampu berkedip atau menyilaukan, atau mendengar suara benturan.

Untuk sebagian besar, sentakan hipnik tidak menimbulkan rasa sakit, meskipun beberapa orang melaporkan sensasi kesemutan atau nyeri.

Sentakan hipnik bisa terasa berbeda pada waktu yang berbeda.

Terkadang sentakannya cukup kuat untuk membuat seseorang terbangun dan mengganggu proses tidur.

Di lain waktu, sentakan ini sangat ringan sehingga orang yang terkena tidak menyadarinya sama sekali. Yaah.. Meskipun pasangan mereka mungkin melihatnya dengan aneh.

Hypnic jerks bisa terjadi pada siapa saja di usia berapa pun, tetapi lebih sering terjadi pada orang dewasa.

Ini mungkin disebabkan oleh fakta bahwa ada beberapa penyebab potensialnya seperti konsumsi kafein dan peningkatan tingkat stres.

Apa Penyebab Hypnic Jerks?
Para peneliti tidak tahu pasti apa yang menyebabkan sentakan hipnik saat tertidur, tetapi mereka memiliki beberapa teori.

Sentakan hipnik dan jenis mioklonus lainnya dimulai di bagian yang sama dari otak yang mengontrol respons kejutan.

Ketika kamu tertidur, para peneliti menduga bahwa kadang-kadang terjadi misfire antara saraf di batang otak retikuler, ini akan menciptakan reaksi yang mengarah ke sentakan hipnik.

Berikut ini faktor yang dapat meningkatkan kemungkinan kamu mengalami hypnic jerks.

Konsumsi Kafein atau Nikotin Berlebihan
Stimulan seperti kafein dan nikotin bisa membangunkan otak. Zat-zat ini juga dapat tinggal di sistem otak selama beberapa jam.

Dalam sebuah penelitian, orang yang berhenti minum kopi enam jam penuh sebelum tertidur masih mengalami kesulitan tidur.

Terlalu banyak kafein atau nikotin, atau mengonsumsi zat-zat ini terlalu dekat dengan waktu tidur, dapat menyebabkan sentakan hipnik.

Olahraga Berat di Malam Hari
Secara umum, olahraga hampir selalu merupakan ide yang baik untuk tidur nyenyak. Olahraga teratur terbukti secara konsisten meningkatkan kualitas tidur.

Penting untuk mengetahui bahwa olahraga adalah aktivitas yang memberi energi dan membuatmu merasa waspada daripada lelah.
Karena alasan itu, berolahraga terlalu keras di malam hari dapat menyebabkan sentakan hipnik.

Baca juga: Tidur Lebih dari 9 Jam Setiap Malam Bisa Jadi Hal Buruk

Kurang Tidur
Kesulitan tidur dan kurang tidur secara keseluruhan, baik karena insomnia kronis atau tidur malam yang buruk, keduanya dapat menyebabkan kurang tidur.

Di antara efek samping lainnya seperti suasana hati dan fokus yang buruk, kurang tidur dapat meningkatkan risiko sentakan hipnik.

Stres dan Kecemasan
Stres sehari-hari dan gangguan kecemasan yang didiagnosis dapat berkontribusi pada insomnia, yang mengarah pada kurang tidur.

Saat stres atau cemas, kadar kortisol kamu akan tetap tinggi selama tertidur, ini akan membuat tidur kurang nyenyak.

Pikiran yang cemas juga dapat membuatmu terjaga di malam hari, sulit untuk rileks, serta mengganggu transisi antara bangun dan tidur yang berpotensi memicu sentakan hipnik.**(Feb)

the authorRino Prasetyo

Leave a Reply