Find Us on Facebook

Instagram Gallery

Configuration error or no pictures...

SKILLS.ID

Subscribe to Our Channel

Thursday, April 25, 2024
redaksi@topcareer.id
Tren

Virus Cacar Monyet Menyebar Ke Seluruh Dunia, Seberbahaya Apa?

Topcareer.id – Otoritas kesehatan di Eropa, AS, dan Australia kini sedang menyelidiki wabah kasus cacar monyet yang baru-baru ini mendadak menyebar. Penyakit virus langka ini biasanya terbatas di Afrika saja.

Jerman pada hari Jumat (20/5) melaporkan kasus pertama virus tersebut, menjadi negara Eropa terbaru yang mengidentifikasi wabah bersama Inggris, Spanyol, Portugal, Prancis, Italia, dan Swedia.

AS dan Australia juga telah mengkonfirmasi kasus pertama mereka, para ahli berusaha menentukan akar penyebab lonjakan baru-baru ini.

Sementara beberapa kasus telah dikaitkan dengan perjalanan dari Afrika, infeksi yang lebih baru diperkirakan telah menyebar lebih luas.

Apa itu cacar monyet?
Monkeypox atau cacar monyet adalah penyakit langka yang disebabkan oleh virus monkeypox, bagian dari keluarga yang sama dengan cacar, meskipun biasanya tidak terlalu parah.

Umumnya terjadi di bagian terpencil Afrika Tengah dan Barat. Virus ini pertama kali terdeteksi pada monyet penangkaran pada tahun 1958.

Kasus manusia terkena virus monkeypox pertama kali di dunia tercatat pada tahun 1970.

Sejak itu ada kasus sporadis yang dilaporkan di 10 negara Afrika, termasuk Nigeria, yang pada 2017 mengalami wabah terbesar yang terdokumentasi.

Kasus di luar Afrika secara historis kurang umum, dan biasanya terkait dengan perjalanan internasional atau hewan impor.

Bagaimana bisa terkena cacar monyet?
Cacar monyet menyebar ketika seseorang melakukan kontak dekat dengan orang lain, hewan atau bahan yang terinfeksi virus.

Virus dapat masuk ke dalam tubuh melalui kulit yang rusak, saluran pernafasan atau melalui mata, hidung dan mulut.

Penularan dari manusia ke manusia paling sering terjadi melalui tetesan pernapasan, meskipun biasanya membutuhkan kontak tatap muka yang lama.

Sementara itu, penularan dari hewan ke manusia dapat terjadi melalui gigitan atau cakaran.

Monkeypox umumnya tidak dianggap sebagai penyakit menular seksual, meskipun dapat ditularkan saat berhubungan seks.

Apa saja gejalanya?
Gejala awal cacar monyet antara lain demam, sakit kepala, nyeri otot, bengkak, dan nyeri punggung.

Pasien biasanya mengalami ruam satu sampai tiga hari setelah munculnya demam.

Sering bermulai pada wajah dan menyebar ke bagian lain dari tubuh, seperti telapak tangan dan telapak kaki.

Ruam, yang dapat menyebabkan gatal parah, kemudian melewati beberapa tahap sebelum berkeropeng dan rontok.

Infeksi biasanya berlangsung dua sampai empat minggu dan biasanya hilang dengan sendirinya.

Apa pengobatannya?
Saat ini tidak ada perawatan yang terbukti dan aman untuk monkeypox, meskipun kebanyakan kasusnya ringan.

Orang yang dicurigai memiliki virus dapat diisolasi di ruang tekanan negatif dan dipantau oleh profesional perawatan kesehatan menggunakan alat pelindung diri.

Vaksin cacar terbukti sangat efektif dalam mencegah penyebaran virus.

Negara-negara termasuk Inggris dan Spanyol sekarang menawarkan vaksin kepada mereka yang telah terpapar infeksi untuk membantu mengurangi gejala dan membatasi penyebaran.

Baca juga: Pasien Varian Delta dapat Tularkan Virus 2 Hari sebelum alami Gejala

Seberapa bahaya?
Kasus cacar monyet kadang-kadang bisa lebih parah, dengan beberapa kematian telah dilaporkan di Afrika Barat.

Tetapi otoritas kesehatan menekankan bahwa kita tidak berada di ambang wabah yang serius dan risiko terhadap masyarakat umum tetap sangat rendah.

“Sementara penyelidikan masih berlangsung untuk menentukan sumber infeksi, penting untuk menekankan bahwa itu tidak menyebar dengan mudah di antara orang-orang dan memerlukan kontak pribadi yang dekat dengan orang yang terinfeksi,” kata Colin Brown, direktur klinis dan infeksi baru di UK Health Security Agency (UKHSA). Sabtu (21/5).

Otoritas kesehatan di Inggris, AS, dan Kanada mendesak orang yang mengalami ruam baru atau khawatir tentang cacar monyet untuk menghubungi penyedia layanan kesehatan.**(Feb)

the authorRino Prasetyo

Leave a Reply