Find Us on Facebook

Instagram Gallery

Configuration error or no pictures...

SKILLS.ID

Subscribe to Our Channel

Friday, April 26, 2024
redaksi@topcareer.id
Lifestyle

5 Efek Negatif Terlalu Sering Main Video Game Pada Anak

Topcareer.id – Saat ini sangat jarang anak-anak yang tidak bermain video game, dan orang tua sangat khawatir serta bingung apakah mereka harus membiarkan anak mereka terus bermain video game atau tidak.

Beberapa peneliti telah bekerja untuk memahami efek video game pada perkembangan anak-anak.

Berbagai jenis video game yang dibuat untuk tujuan yang berbeda.

Ada yang untuk hiburan, relaksasi, hingga yang menantang dan bagus untuk pembelajaran serta perkembangan otak.

Yang harus dipahami adalah tidak semua jenis video game baik untuk anak-anak dan efeknya bisa merugikan.

Beberapa anak-anak bisa mendapat efek buruk dari kecanduan bermain video game.

Salah satu efek buruknya anak bisa bertindak agresif hingga bisa membunuh ibunya sendiri yang melarangnya seperti yang terjadi di India baru-baru ini.

Berikut ini beberapa dampak negatif dari terlalu sering bermain video game pada anak yang orang tua harus tahu:

1) Masalah Kesehatan
Jika anak menghabiskan banyak waktu bermain game, itu dapat memengaruhi kesehatannya secara negatif.

Perkembangan kognitif mereka mungkin terpengaruh jika mereka tidak keluar dan bersosialisasi di dunia nyata.

Anak-anak yang terus-menerus duduk di satu tempat bermain game selama berjam-jam dapat menghadapi beberapa masalah kesehatan yang berbahaya.

Ini dapat meningkatkan kemungkinan obesitas, melemahkan sendi dan otot serta membuat tangan dan jari mati rasa.

2) Prestasi Akademik yang Buruk
Beberapa anak lebih menikmati bermain video game daripada belajar di sekolah.

Oleh karena itu, mereka mulai lebih menyukai game daripada yang lainnya, dan tentunya bisa mempengaruhi kinerja akademis mereka.

Anak bahkan mungkin melewatkan pekerjaan rumah, tugas, dan waktu belajar untuk ujian hanya untuk bermain game.

3) Paparan Isi Game yang Tidak Sesuai
Ada banyak game di pasaran yang mengandung kekerasan berlebihan, seksualitas, rasisme, kata-kata kotor, dan banyak hal lainnya.

Anak-anak tidak dapat memahami hal-hal seperti itu dengan cara yang benar.

Mereka dapat terinspirasi oleh game-game ini dan dapat mencoba melakukan hal-hal buruk seperti kekerasan dalam kehidupan nyata.

Mereka mungkin akhirnya mencoba meniru perilaku yang sama seperti yang ditunjukkan dalam game.

Otak anak yang masih berkembang belum bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah.

Baca juga: Ini Pengaruh Video Game pada Fungsi Otak

4) Memutus Hubungan Sosial Langsung
Ada video game multipplayer yang membuat banyak anak-anak jadi sering menyendiri di dalam kamarnya.

Hal ini dapat membatasi keterampilan interpersonal mereka dalam kehidupan nyata.

Anak-anak yang kecanduan game seperti itu kemungkinannya lebih tinggi untuk menjadi orang yang suka menyendiri dan hanya suka berinteraksi secara digital.

Mereka juga sulit memulai percakapan dan merasa bosan di pertemuan sosial.

Akibatnya, mereka mengalami gangguan adaptasi, kecemasan, depresi, stres menjadi tinggi, sekolah, dan kehidupan pribadi.

5) Perilaku Agresif
Jika ada konten kekerasan dalam game yang dimainkan anak, hal itu bisa menyebabkan mereka menjadi tidak sabaran dan agresif dalam perilakunya.

Ketika mereka melihat hal-hal tidak berjalan sesuai rencana dan keinginannya, mereka bisa marah dan mungkin saja bertindak agresif saat marah.

Bermain game sebetulnya bukanlah hal yang buruk, tetapi sebagai orang tua harus bijak memilihkan game yang tepat untuk anak.

Orang tua juga perlu memastikan bahwa anak mereka tidak kecanduan game.**(Feb)

the authorRino Prasetyo

Leave a Reply