Find Us on Facebook

Instagram Gallery

Configuration error or no pictures...

SKILLS.ID

Subscribe to Our Channel

Wednesday, April 24, 2024
redaksi@topcareer.id
Konsultasi Karier

Marak Runtuhnya Bisnis Startup, Apa yang Terjadi?

Topcareer.id – Badai PHK sedang mengguncang bisnis startup Tanah Air. Langkah ini terjadi bak efek domino, karena dalam kurun waktu sepekan, sejumlah perusahaan rintisan Tanah Air dikabarkan telah melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap karyawannya.

Terkait fenomena ini, Topcareer menemui Pakar Human Capital, Raphael Udik Yunianto. Menurutnya, kondisi pasar bisnis di masa depan bisa dibilang bersifat uncertainity atau penuh ketidakpastian. Jadi, ini tentu cukup berisiko bagi yang mengarah ke bidang itu, termasuk di dunia bisnis digital.

“Pilihannya adalah, apakah akan kemudian booming, atau pasar berubah sama sekali. Ini perlu dipahami betul oleh para pelaku bisnis startup,” tuturnya.

Mantan Vice President di Star Management Media Group ini menambahkan, kegagalan bisnis rintisan seringkali terjadi karena masyarakat yang menjadi target pasar belum siap dan kurang memiliki pemahaman yang cukup atas teknologi yang ditawarkan.

“Salah satu unsur keberhasilan bisnis kan pasar. Pasar sendiri perlu disurvei, perlu dilihat kesiapannya apakah cukup untuk literasi terhadap produk yang ditawarkan. Kalau kemudian pasar itu tidak siap, dalam arti bahwa kita tidak cukup membuat pasar itu matang dan mempunyai literasi yang baik terhadap produk tersebut, maka meskipun produknya bagus dan futuristik, maka ada kemungkinan bahwa produk itu tidak terserap atau tidak terbeli,”

Baca juga: Cegah PHK Massal, Pemerintah Bakal Beri Pendampingan pada Startup

Pria yang akrab disapa Ruy ini mengungkap, masih terdapat gap antara majunya teknologi yang pesat, dengan kemampuan masyarakat dalam memanfaatkan teknologi canggih tersebut.

“Kemajuan teknologi dan komunikasi digital ini kan mengubah mengubah perilaku, menggeser nilai, menggeser value. Kemudian juga mengubah cara berpikir. Nah, sebenarnya proses ini kan, di dalam kebudayaan itu membutuhkan waktu yang cukup lama, bahkan mungkin puluhan tahun,” terangnya.

“Nah, saya melihat produk dari para startup company ini kurang direspon karena memang timingnya belum bertemu. Karena perusahaan sebagai korporasi, sebenarnya juga bertanggungjawab untuk membuat literasi kepada calon konsumen, kepada pasar. Tidak hanya berfokus kepada produknya sendiri.”

Ruy mengingatkan, perusahaan startup harus mematangkan pasar terlebih dahulu, sebelum menjual produknya tersebut.

Kegagalan dalam melakukan hal itulah, yang pada akhirnya membuat beberapa startup merugi, kemudian gulung tikar, dan terpaksa kemudian harus mem-PHK karyawannya.

the authorFeby Ferdian

Leave a Reply