Topcareer.id – Pandemi COVID-19 berdampak besar pada kesehatan mental para milenial dan Generasi Z, sebuah studi baru menemukan.
Menurut Deloitte Global 2021 Millennial and Generation Z Survey, empat dari sepuluh millennial dan Gen Z mengalami stres sepanjang atau sebagian besar waktu, dan sekitar sepertiga dari mereka terpaksa harus mengambil cuti kerja karena stres.
Survei dilakukan di antara 23.000 orang di 45 negara yang pesertanya lahir antara Januari 1983 dan Desember 2003.
Meskipun mengalami tingkat stres yang tinggi, milenial dan Gen Z banyak yang tidak membicarakannya dengan atasan mereka.
Menurut survei, hanya 32% milenial dan Gen Z yang berani berbicara dengan atasan mereka tentang stres akibat pandemi, sementara 41% mengatakan bahwa atasan mereka tidak mengambil tindakan apa pun untuk mendukung kesehatan mental mereka yang terganggu akibat pandemi.
Menurut perwakilan Deloitte, sangat penting bagi perusahaan untuk memahami perjuangan yang dialami pekerja mereka karena pandemi dan menumbuhkan budaya yang mempromosikan kesejahteraan karyawan milenial dan Gen Z.
Hal ini didukung oleh banyak penelitian yang menyatakan bahwa kesehatan mental yang buruk dapat mempengaruhi produktivitas kerja dan bahkan menyebabkan kecemasan dan depresi.
Baca juga: Kenapa Milenial dan Gen Z Sulit untuk bisa Menabung? Ini Penjelasannya
Meskipun ada lebih banyak kesadaran tentang kesehatan mental dalam beberapa tahun terakhir, stigma masih tetap ada, dan bisnis harus mengatasi hal ini.
Mampu berbicara secara terbuka tentang stres dan masalah kesehatan mental lainnya adalah penting di tempat kerja modern mana pun.
Survei tersebut juga menganalisis loyalitas kerja kaum milenial dan Gen Z dan menemukan bahwa, dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, lebih banyak responden mengatakan bahwa mereka berencana untuk meninggalkan tempat kerja mereka saat ini dalam dua tahun ke depan.
Adapun alasan mengapa milenium dan Gen Z merasa stres, survei menemukan bahwa ketidakamanan finansial adalah salah satu penyebab utama, dengan dua pertiga responden mengatakan bahwa mereka sering khawatir tentang situasi keuangan mereka.**(Feb)
