Find Us on Facebook

Instagram Gallery

Configuration error or no pictures...

SKILLS.ID

Subscribe to Our Channel

Wednesday, April 24, 2024
redaksi@topcareer.id
Tren

Studi: Suplemen Vitamin D Tidak Mengurangi Risiko Covid-19

Vitamin suplemen. (pexels)

Topcareer.Id – Vitamin D memang sempat digadang-gadang sebagai salah satu senjata utama utama menangkal Covid-19, terutama di awal-awal pandemi.

Namun, peneliatan baru-baru ini, yang diambil berdasarkan dua uji klinis, justru menyebutkan jika Vitamin D tidak mampu mengurangi risiko COVID-19 atau infeksi pernapasan lainnya.

Kedua penelitian yang masing-masing dilakukan di Inggris dan Norwegia, menemukan bahwa meningkatkan kadar vitamin D pada orang dewasa selama pandemi, tidak membantu melindungi dari virus pernapasan, meskipun produk sampingan dari vitamin telah lama diketahui mendukung respon imun terhadap virus dan bakteri.

Gunakan 6200 orang dalam penelitian

Dalam uji coba di Inggris, peneliti memasukkan 6.200 orang berusia 16 tahun ke atas yang tidak mengonsumsi suplemen vitamin D pada awal penelitian.

Sekitar setengah dari peserta diuji kadar vitamin D saat percobaan dimulai. Sekitar 86% dari mereka memiliki tingkat rendah, dan diberi suplemen vitamin D 3.200 IU/hari, atau 800 IU/hari, selama enam bulan.

Peserta uji coba yang tersisa tidak diuji atau ditambah.

Terlepas dari dosisnya, para peneliti tidak melihat perbedaan dalam diagnosis infeksi saluran pernapasan akut, atau kasus COVID-19 yang dikonfirmasi.

Sementara itu, percobaan di Norwegia dilakukan dengan melibatkan lebih dari 34.700 orang dewasa yang tidak melengkapi dengan vitamin D.

Para peserta diberi plasebo setiap hari selama enam bulan atau 5 mililiter minyak ikan cod, yang mengandung vitamin D dosis rendah, vitamin A dan lemak omega-3. asam.

Hasilnya, para peneliti itu juga tidak menemukan efek pada infeksi pernapasan akut atau kasus COVID-19 yang dikonfirmasi.

Kekuatan uji coba termasuk menggunakan tes PCR untuk mengkonfirmasi infeksi COVID-19 dan tingkat kepatuhan yang tinggi di antara peserta.

Kedua studi tersebut dipublikasikan secara online Rabu di BMJ.

Siapa yang memerlukan Suplemen Vitamin D?

Dalam editorial yang menyertai penelitian tersebut, Peter Bergman, seorang profesor di Institut Karolinska di Swedia, mengatakan vaksinasi masih merupakan cara terbaik untuk melindungi orang dari COVID-19.

Suplementasi vitamin D dan minyak ikan cod tidak boleh ditawarkan kepada orang sehat dengan kadar vitamin D normal, kata Bergman dalam rilis berita jurnal.

Sebaliknya, suplementasi vitamin D lebih baik diberikan kepada kelompok berisiko tinggi. Termasuk orang dengan kulit gelap, atau kulit yang jarang terkena sinar matahari, wanita hamil, dan orang tua dengan penyakit kronis.

the authorFeby Ferdian

Leave a Reply