Find Us on Facebook

Instagram Gallery

Configuration error or no pictures...

SKILLS.ID

Subscribe to Our Channel

Saturday, April 20, 2024
redaksi@topcareer.id
Tren

Ilmuwan Temukan Satu Set Golongan Darah Baru

Dok/Getty ImagesDok/Getty Images

Topcareer.id – Menurut penelitian terbaru yang diterbitkan dalam jurnal Blood, para ilmuwan telah menemukan satu set golongan darah baru yang disebut golongan darah Er.

Penemuan ini memberikan wawasan tentang misteri berusia 30 tahun di mana dua wanita secara tragis kehilangan bayi mereka.

Ini akan memajukan pengetahuan tentang perawatan yang dibutuhkan untuk merawat orang dengan variasi golongan darah yang langka.

Dalam sebuah studi baru, para ilmuwan dari NHS Blood and Transplant (NHSBT) dan University of Bristol mempelajari sampel darah seorang ibu terhadap beberapa sampel lainnya untuk mengungkap secara tepat apa yang membuat darahnya berbeda.

Mereka melihat tiga antigen golongan darah (molekul pada permukaan sel darah merah yang dapat menyebabkan serangan sistem kekebalan) yang tidak cocok dengan sistem golongan darah mana pun.

Dalam prosesnya, mereka mengkonfirmasi penemuan satu set pengelompokan darah baru yakni sistem Er ke-44 yang terikat pada protein tertentu yang ditemukan di permukaan sel darah merah yang disebut Piezo1.

“Menemukan sistem golongan darah baru seperti menemukan planet baru. Ini memperbesar lanskap realitas kita,” sorot Daniela Hermelin dari Saint Louis University School of Medicine kepada media WIRED.

Studi baru menunjukkan asal-usul genetik dari tiga antigen yakni Era, Erb, dan Er3, serta penemuan dua antigen baru Er4 dan Er5.

Variasi golongan darah yang baru-baru ini diidentifikasi Er4 dan Er5 sangat jarang dan telah dikaitkan dengan penyakit hemolitik pada janin dan bayi baru lahir.

Penyakit ini berkembang ketika sistem kekebalan ibu menyerang darah anaknya yang belum lahir.

Baca juga: Orang dengan Golongan Darah Ini Lebih Mungkin alami Masalah Memori

Nicole Thornton, salah satu penulis penelitian, merasa bahwa Piezo1 terlibat setelah dia membandingkan genom pasien dalam penelitian tersebut.

Variasi genetik yang mengkode Piezo1, protein yang terkait dengan sistem darah baru, menganggap sel darah sebagai ‘asing’.

Dia dan rekan-rekannya menemukan bahwa individu dengan berbagai golongan darah Er memiliki variasi gen berbeda yang mengkode protein ini.

Sebagian kecil orang memiliki asam amino atau blok pembangun protein yang berbeda dalam protein Piezo1 mereka sebagai akibat dari variasi genetik tersebut.

Sistem kekebalan tubuh mereka menganggap sel darah dengan protein Piezo1 lebih sering sebagai benda asing.**(Feb)

the authorRino Prasetyo

Leave a Reply