Find Us on Facebook

Subscribe to Our Channel

https://www.youtube.com/@topcareertv1083

Friday, November 8, 2024
idtopcareer@gmail.com
Tren

Pekerjaan Paling Rentan Terhadap Resesi (Bagian 1)

Ilustrasi. Dok/Kantor KitaIlustrasi. Dok/Kantor Kita

Topcareer.id – Resesi memang dapat membuat stres bagi para pekerja di berbagai sektor industri.

Tetapi, beberapa pekerjaan ada yang jauh lebih rentan daripada lainnya selama masa krisis ekonomi akibat resesi.

Lihat saja perusahaan raksasa teknologi dunia seperti Google dan Meta sudah melakukan banyak PHK.

Sementara itu pembuat chip Intel mengurangi tenaga kerjanya secara besar-besaran.

Berikut ini jenis pekerjaan di beberapa sektor berbeda yang memiliki risiko kerugian terbesar akibat resesi.

Bagian pertama dari artikel

Pekerja Teknologi
Dengan resesi yang membayangi, bahkan raksasa teknologi seperti Microsoft, Meta, dan Google mulai merasakan panasnya.

Microsoft telah memberhentikan 1.800 staf dan memperlambat perekrutan, sementara Meta telah membekukan perekrutan dan melakukan PHK cukup banyak.

Sebagian besar kayawan di bidang teknologi rawan berada di zona potong gaji maupun PHK, menurut Bloomberg.

Penurunan ekonomi yang cepat ditambah dengan perkiraan keuangan yang mengecewakan telah menyebabkan banyak perusahaan besar memutuskan melakukan efisiensi.

Pekerjaan yang dapat diotomatisasi
Resesi berikutnya bisa bertepatan dengan hadirnya teknologi kecerdasan buatan (AI) dan otomatisasi.

Tentunya ini membahayakan para pekerja dengan pekerjaan apa pun yang dapat dilakukan oleh komputer atau robot dengan lebih cepat dan lebih baik.

Pekerjaan yang paling rentan adalah di bidang manufaktur, sekretaris, manajemen inventaris, dan layanan makanan.

Karena ini pekerjaan berulang, otomatisasi dapat menggantikan tenaga kerja seperti itu dengan robot AI dengan akurasi 99% yang sangat mengurangi risiko kegagalan dan kesalahan.

Pekerjaan perhotelan dan pariwisata
Industri perhotelan dan pariwisata akan “lambat pulih atau mungkin tidak akan pernah pulih,” kata Jodi L. Standke, CEO perusahaan konsultan bisnis Talon Performance Group.

Bahkan dengan pembatasan pandemi dicabut, dalam resesi yang tidak terkait dengan pandemi, industri ini sering terkena dampak pertama dan terburuk karena bergantung pada pendapatan tambahan.

Akan sangat jarang orang yang pergi berlibur selama masa ekonomi yang sulit.

Pekerjaan seni dan hiburan
Industri seni dan hiburan terpukul oleh krisis COVID-19 hanya karena orang-orang tidak dapat pergi ke mana-mana.

Bahkan dengan pembatasan yang telah dicabut, mereka tidak akan kembali dalam jumlah yang sama.

Situasi resesi mendorong pemilik bisnis untuk mudah memotong gaji atau melakukan PHK ketika situasi keuangannya tengah diperketat.

Baca juga: Daftar Pekerjaan yang Aman dari Ancaman Robot

Asisten Hukum
Posisi asisten hukum bisa menuju kepunahan atau sesuatu yang mendekatinya, ini disebabkan oleh teknologi yang banyak membantu pengacara untuk melakukan banyak tugas sendiri.

Ada kemungkinan tidak menghilang sama sekali, cara kerja hibrida untuk asisten hukum mungkin muncul.

Pekerjaan industri hiburan
“Industri yang mencakup bisnis yang berfokus pada rekreasi, hiburan, olahraga, dan pariwisata, akan terus terpukul,” kata Andrew Roderick, CEO creditrepaircompanies.com.

“Dari industri yang paling berisiko, industri rekreasi dan perhotelan telah melihat dampak langsung terbesar sebagai akibat pembatasan pertemuan,” kata Roderick.

Industri rekreasi dan perhotelan juga diperkirakan akan menghadapi tantangan, potensi pemutusan hubungan kerja akan mempengaruhi sebagian besar pekerja.

Pekerjaan Ritel
“Dengan munculnya beragam situs e-commerce yang menawarkan banyak keuntungan, toko retail fisik lama kelamaan akan segera masuk dunia online juga,” kata Laura Jimenez, seorang eksekutif di penyedia perangkat lunak B2B Traffic Truffle.

Sisi baiknya, Jimenez percaya bahwa sementara banyak posisi ritel akan hilang, orang-orang yang mengisi pekerjaan itu mungkin akan dialihkan untuk posisi online.

Untuk itu, perusahaan retail pengecer harus memikirkan strateginya, posisi di toko offline mungkin hilang, sehingga akan ada posisi baru mungkin muncul di ranah online.**(Feb)

the authorRino Prasetyo

Leave a Reply