Topcareer.Id – Sebagai seorang pemimpin, kita pasti pernah mengalami pasang surut bisnis. Jika diperhatikan, kebanyakan orang bekerja lebih baik ketika mereka tahu apa yang sedang terjadi dan apa yang akan terjadi selanjutnya.
Saat kita merasa kesulitan menerima ketidakpastian, jangan berfokus pada apa yang tidak dapat kita ketahui, namun fokuslah pada apa yang dapat kita lakukan.
Secara khusus, komunikasikan dengan sering dan jelas, kembangkan kemampuan para manajer yang kita pimpin, dan dukung kesejahteraan.
Lakukan hal-hal tersebut dengan keahlian dan kita akan memiliki organisasi yang lebih tangguh yang dapat memanfaatkan perubahan dengan lebih baik.
Fokuslah pada hal berikut ini agar kita bisa memimpin dan membawa perusahaan menuju kesuksesan.
Bagian pertama dari artikel
Berkomunikasi secara konsisten dan jelas
Figur otoritas seharusnya terdengar berwibawa, tetapi mudah salah langkah dalam lingkungan bisnis ini. Jadi, para pemimpin mungkin menghindari mengatakan apa pun karena takut mengatakan hal yang salah.
Itu logis, tetapi itu akan membuat karyawan tidak yakin tentang rencana organisasi dan masa depan mereka di dalamnya. Ketidakpastian menciptakan kecemasan, dan kecemasan merusak kinerja.
Netralkan kecemasan itu dengan komunikasi yang jelas dan berkelanjutan.
Lebih banyak kata lebih baik daripada lebih sedikit, dan bahkan jika kita mengulanginya sendiri, kita akan memperluas pengaruh kita.
Beri tahu orang-orang bahwa kita peduli pada mereka, dan ketika kita tidak dapat memberikan jawaban yang solid atas pertanyaan bisnis, bicarakan tentang budaya dan tujuan kita.
Mengkomunikasikannya akan membentuk norma sosial yang membuat perusahaan kita tetap tangguh.
Baca juga: Ragam Prinsip Kepemimpinan, Wajib Tahu!
Kembangkan manajer di bawah pimpinan Anda
Hal terbaik yang dapat kita lakukan untuk para manajer di tahun 2023 adalah mengembangkan mereka untuk lingkungan yang mereka hadapi.
Hanya sedikit yang terlatih dengan baik untuk mengelola tempat kerja hybrid.
Sebagian besar tidak tahu cara memanfaatkan kekuatan karyawan, apalagi melatih mereka.
Dan ketika anggota tim mereka terluka karena kelelahan, sakit, konflik keluarga, atau kurangnya keterampilan, manajer juga akan ikut terluka.
Ini menunjukkan bahwa manajer membutuhkan sumber daya yang berbeda dari sebelumnya karena tim mereka memiliki kebutuhan yang berbeda dari sebelumnya.
Membantu manajer memahami kebutuhan tersebut dan memberi mereka kebebasan atas sumber daya mereka memungkinkan kinerja yang lebih baik.
Pemimpin harus mampu memberi kesejahteraan
Kesejahteraan didasarkan pada lima elemen (karier, sosial, keuangan, fisik, dan komunitas) yang bekerja bersama-sama untuk menciptakan kehidupan yang berkembang.
Tidak mengherankan jika kesejahteraan umumnya turun selama pandemi, yang merusak organisasi.
Jadi, jika kita berfokus pada memperkuat kesejahteraan tahun ini, perusahaan dapat memperoleh kembali kesejahteraan yang hilang, serta sistem keamanan yang sangat efektif.
Gallup menemukan bahwa tingkat kesejahteraan organisasi yang lebih tinggi mengikuti tingkat kelelahan, stres, kekhawatiran, kecemasan karyawan yang lebih rendah.
Kesejahteraan adalah masalah kepemimpinan. Kita harus membawa kesejahteraan kepada orang-orang, tidak menunggu mereka mencarinya.
Manajer mengenal karyawan lebih baik daripada siapa pun, sehingga mereka dapat melatih kesejahteraan dengan cara yang benar, pada waktu yang tepat.
Pengembangan manajer berkelanjutan yang dirancang dengan baik bisa membuat para pemimpin tim peka terhadap persimpangan antara pekerjaan dan kehidupan.
Hal ini akan membantu mereka memulai percakapan berkualitas yang membangun hubungan saling percaya, dan menunjukkan kepada mereka cara membuka pintu ke sumber daya yang dibutuhkan karyawan.
Keuntungan akan mengikuti semua kualitas itu. Tapi ada juga manfaat yang tidak berwujud seperti kepercayaan diri yang berasal dari kompetensi.
Ciptakan nilai-nilai umum
Pemimpin besar tahu pentingnya value. Mereka memiliki standar, moral, dan value mereka sendiri yang memandu pekerjaan mereka dan mengharapkan hal yang sama dari timnya.
Pemimpin yang baik selalu mempromosikan perilaku etis dan moral di tempat kerja, dan mempertahankan tim mereka dengan standar yang sama.
Mereka fokus pada profesionalisme dan ingin memastikan semua orang melakukannya juga.
Mereka memimpin dengan memberi contoh, tetapi juga memiliki ekspektasi yang jelas terkait nilai-nilai mereka sehingga tidak akan ada kesalahpahaman.
