Topcareer.id – Dalam Rapat Terbatas mengenai Persiapan Natal dan Tahun Baru pada Senin (19/12/2022), Presiden Joko Widodo meminta jajarannya mengantisipasi potensi lonjakan mobilitas masyarakat yang akan datang di mana potensi pergerakannya mencapai 44 juta orang.
“Saya hanya ingin memberikan peringatan, hati-hati (ada lonjakan) pada kegiatan transportasi bahwa ada potensi pergerakan 44 juta orang di Natal dan tahun baru ini,” kata Presiden dikutip dari keterangan resmi.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Muhadjir Effendy mengatakan, puncak arus mudik diprediksi akan terjadi pada 23-24 Desember dan 30-31 Desember 2022 untuk periode Tahun Baru.
“Puncak mudik pada Natal tahun 2022 itu sekitar tanggal 23 sampai 24 Desember, sedangkan arus balik itu 25 sampai 26 Desember. Sedangkan untuk puncak arus mudik perayaan tahun baru itu tanggal 30 sampai dengan 31 Desember dan puncak arus balik tahun baru yaitu 1 sampai dengan 2 Januari (2023),” kata Muhadjir dalam keterangan pers.
Baca juga: Kemnaker Apresiasi Penerapan Pengupahan Berbasis Produktivitas
Bukan hanya soal mobilitas masyarakat, Presiden dalam ratasnya meminta jajaran untuk memastikan kesiapan dan ketersediaan bahan pokok serta bahan bakar minyak (BBM) selama periode Natal dan Tahun Baru.
Terakhir, Kepala Negara juga meminta jajarannya untuk memastikan agar perayaan Natal dan tahun baru dapat berjalan dengan tertib dan aman.
“Pengamanan di dalam kegiatan peribadatan sehingga bisa menjamin kegiatan peribadatan yang dilakukan oleh umat Kristiani pada Natal itu berjalan dengan baik, tertib, aman, dan betul-betul bisa khidmat sesuai dengan tujuan dari ibadah itu sendiri. Kemudian juga keamanan dalam masalah perayaan tahun baru tahun 2023,” jelas Muhadjir.
Menutup keterangan persnya, Menko PMK memastikan bahwa seluruh jajaran pemerintah siap untuk melaksanakan arahan Presiden Jokowi dan memastikan masyarakat dapat menghadapi rangkaian Nataru dengan rasa nyaman dan aman.
