Find Us on Facebook

Instagram Gallery

Configuration error or no pictures...

SKILLS.ID

Subscribe to Our Channel

Friday, March 29, 2024
redaksi@topcareer.id
Tren

Untuk Jadi Negara Maju, Indonesia Harus Punya Rasio Wirausaha 4% dari Populasi

Ilustrasi pebisnis.Ilustrasi pebisnis.

Topcareer.id – Rasio kewirausahaan menjadi syarat Indonesia untuk jadi negara maju pada 2045. Untuk itu, Menteri Koperasi dan UKM (MenKop UKM), Teten Masduki mengatakan bahwa Indonesia harus memiliki rasio entrepreneur, pengusaha, maupun wirausaha minimal sebesar 4 persen dari populasi penduduk.

“Salah satu prasyarat menjadi negara maju adalah entrepreneur-nya. Jadi bukan sekadar infrastruktur, pembangunan SDM tapi juga kita harus menyiapkan pengusaha-pengusaha yang unggul yang inovatif,” kata MenKopUKM Teten Masduki dikutip dari siaran pers, Selasa (14/3/2023).

Menteri Teten menjelaskan bahwa saat ini Indonesia baru mencapai rasio kewirausahaan sebesar 3,47 persen. Jika dibandingkan dengan Singapura yang jumlah penduduknya 5 jutaan, pengusahanya sudah mencapai 8,6 persen dari total penduduknya.

Sedangkan, tambah dia, Malaysia maupun Thailand sudah di atas 4 persen, bahkan di negara maju rata-rata sudah 10-12 persen.

Ditegaskan MenKopUKM, pada 2045 di usia 100 tahun, Indonesia akan menjadi empat kekuatan ekonomi besar dunia setelah Amerika, China, dan India. Di mana saat ini, seluruh proses pembangunan yang sekarang dijalankan oleh Pemerintahan disiapkan sebagai road to Indonesia Maju di 2045.

Ia melanjutkan, fakta tersebut menjadi alasan penting bagi perguruan tinggi dalam menyiapkan anak-anak muda, sarjana-sarjana Indonesia adalah untuk menjadi entrepreneur.

“Entrepreneur itu apa, yaitu menciptakan lapangan kerja, bukan lagi nanti kita mencetak mahasiswa yang mencari kerja,” katanya.

Baca juga: Politeknik Pariwisata Buka Pendaftaran Mahasiswa Baru, Cek Prodi Unggulannya

Oleh karena itu, MenKopUKM Teten Masduki mengajak seluruh kampus untuk menjalin kerja sama untuk mencetak anak-anak muda Indonesia menjadi entrepreneur. Termasuk mendorong keterlibatan BMWI mendongkrak rasio kewirausahaan dalam negeri.

Menteri Teten menilai, kurikulum Merdeka Belajar yang diinisasi Kemendikbud Ristek sudah tepat karena mahasiswa lebih banyak melakukan magang daripada sekadar teori. Bahkan sejak pertama masuk, mahasiswa sudah bisa membuat perencanaan bisnis sehingga ketika lulus bukan hanya punya ijazah, tetapi bisnisnya pun sudah jalan.

Menurut Menteri Teten, beberapa universitas di Indonesia di fakultas binisnya sudah melakukan hal tersebut. Ditambah, ada survei di kalangan anak muda di dalam negeri dan Asia Pasifik bahwa 70 persen lebih anak muda sekarang tidak ingin menjadi pegawai baik pegawai pemerintah atau swasta, tapi mereka ingin jadi pebisnis.

Tak hanya itu, MenKopUKM mengimbau, agar para calon wirausaha ini menciptakan apa yang menjadi keunggulan domestik. Untuk itu penting di perguruan tinggi, bagaimana menyinergikan riset di universitas dengan inkubator bisnisnya.
Ia menegaskan, dalam menyiapkan wirausaha mencapai 4 persen, tahun ini Pemerintah menargetkan bisa mencetak 1 juta entrepreneur baru.

”Upaya ini terus kami kerjakan. Saya bersama dengan Mendagri Tito Karnavian, Menteri BUMN Erick Thohir, dan Menparekraf Sandiaga Uno memiliki program Kewirausahaan Nasional mencetak 1 juta entrepreneur mapan baru supaya statistik kewirausahaan kita naik dari 3,47 persen ke 3,95 persen atau kalau bisa mencapai 4 persen pada tahun 2024,” ucapnya.

Leave a Reply