Find Us on Facebook

Subscribe to Our Channel

https://www.youtube.com/@topcareertv1083

Thursday, November 21, 2024
idtopcareer@gmail.com
Tren

Kemnaker Komitmen Tingkatkan Pelayanan Informasi Pasar Kerja

Ilustrasi kerja-work-kebiasaan duduk terus-terusan saat kerja bisa meenyebabkan kematian dini.Ilustrasi kerja-work-kebiasaan duduk terus-terusan saat kerja bisa meenyebabkan kematian dini. (Dimas/Topcareer.id)

Topcareer.id – Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) terus berkomitmen untuk mengkonsolidasikan informasi permintaan pasar kerja dalam memenuhi kebutuhan perusahaan/industri, demi mendapatkan tenaga kerja yang memiliki kompetensi.

“Salah satu upaya untuk mengkonsolidasaikan informasi demand pasar kerja tersebut, adalah dengan meningkatkan pelayanan informasi pasar kerja,” kata Sekjen Kemnaker Anwar Sanusi melalui siaran pers, Selasa (27/6/2023).

Lebih lanjut Anwar Sanusi menyampaikan, adanya bonus demografi akan berdampak baik bagi pembangunan Indonesia. Pada saat tersebut penduduk usia produktif berjumlah dua kali lipat dari penduduk non produktif, sehingga berpeluang menjadi pendorong percepatan pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Sayangnya, sisi lain, bonus demografi juga bisa menjadi ancaman bagi Indonesia. Dengan banyaknya jumlah penduduk produktif, berpeluang menambah angka pengangguran jika tidak disertai dengan peningkatan kualitas tenaga kerja dan penciptaan lapangan kerja.

Baca juga: Strategi Kominfo Cegah Masyarakat Terjebak Penipuan Kerja Di Luar Negeri

“Ini menjadi catatan bagi kita, jika pengangguran masih didominasi oleh angkatan kerja lulusan pendidikan sekolah menengah kebawah, sehingga kompetensi dan daya saing tenaga kerja kita masih sangat kurang,” ucap Anwar Sanusi.

Berdasarkan laporan Asia-Pasific Economic Cooperation (APEC) 2015 disebutkan bahwa Indonesia tidak mengalami kekurangan jumlah lulusan sekolah, melainkan kekurangan angkatan kerja dengan keahlian yang tepat untuk bekerja.

Sekjen Anwar juga membeberkan data World Digital Competitiveness 2021 yang mencatat, daya saing digital di Indonesia berada pada peringkat 53 dari 64 negara. Kondisi ini menunjukkan bahwa di tengah ledakan adopsi teknologi, daya saing digital Indonesia masih rendah.

“Digitalisasi telah membawa perubahan terhadap jenis pekerjaan dan keahlian yang dibutuhkan di pasar kerja,” ujarnya.
Menutup sambutannya, Anwar mengingatkan, tantangan terberat bangsa Indonesia dalam menghadapi era teknologi adalah menyiapkan SDM yang unggul serta berdaya saing tinggi.

“SDM unggul Indonesia harus mampu bersaing, dan siap menghadapi tantangan global serta revolusi industri saat ini,” pungkasnya.

Leave a Reply