Topcareer.id – Dokter okupasi merupakan profesi yang dibutuhkan bagi para pekerja, apalagi pekerja yang memiliki risiko kesehatan atau kecelakaan yang tinggi. Lingkup kerja dokter okupasi memang berkaitan dengan komunitas atau individu pekerja dan lingkungan kerja.
Sebenarnya, apa saja ranah kerja profesi bidang kedokteran ini? Dan seperti apa prospek kerja ke depan?
Dilansir laman resmi Universitas Airlangga (UNAIR), alumnus Fakultas Kedokteran UNAIR, dr. Izzatul Abadiyah menjelaskan bahwa kedokteran okupasi adalah bidang spesialis kedokteran yang memberi penanganan kesehatan pada pekerja, baik secara fisik, mental maupun sosial. Dan upaya tersebut, mencakup promotif, preventif, kuratif hingga rehabilitatif.
“Kedokteran okupasi berkaitan dengan komunitas atau individu pekerja dan lingkungan kerja. Fokusnya meningkatkan kesehatan pekerja, melakukan pencegahan penyakit dan kecelakaan akibat kerja, serta mempertahankan agar pekerja dapat tetap produktif,” kata dr. Izza dikutip dari laman resmi UNAIR, Kamis (20/7/2023).
Alumnus angkatan 2002 itu menyebut, ada 5 kompetensi utama dan 18 kompetensi penunjang bagi dokter spesialis okupasi.
Berdasarkan Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia Nomor 90 Tahun 2020 tentang Standar Pendidikan Profesi Dokter Spesialis Kedokteran Okupasi, sebagai berikut:
Baca juga: Kerja Remote Dan Hybrid Bakal Kembali Populer
Melakukan penegakan diagnosis penyakit akibat kerja dan tatalaksana penanganannya secara komprehensif;
Menentukan penilaian kelayakan kerja bagi pekerja dengan kondisi medis tertentu akibat sakit atau pasca kecelakaan;
Mengevaluasi program return to work atau kapan pekerja dapat kembali bekerja dengan aman;
Melakukan penilaian kecacatan dan perhitungan persentase kecacatan akibat penyakit atau kecelakaan kerja; serta
Surveilans medis terhadap komunitas pekerja seperti medical check up (MCU) yang ditanggung oleh perusahaan berdasarkan pada risiko pekerjaannya.
Selain itu, beberapa kompetensi penunjang kedokteran okupasi menurut dr. Izza adalah merancang dan melakukan pemeriksaan kesehatan pekerja (medical check up) secara berkala. Berikutnya, menyusun rekomendasi program kesehatan kerja yang tepat bagi suatu perusahaan dari hasil analisis surveilans.
Prospek Karier
Jumlah dokter spesialis ini di Indonesia saat ini hanya 200 orang. Sementara penduduk usia kerja mencapai 65 persen dari total 277 juta penduduk pada tahun 2023. Jadi, perkembangan dunia industri yang pesat itu tentu mendorong kebutuhan akan dokter okupasi.
Izza melanjutkan bahwa dokter okupasi umumnya bekerja di rumah sakit, perusahaan baik negeri atau swasta, dan klinik perusahaan.
“Sekarang hampir semua rumah sakit memiliki dokter spesialis okupasi. Kami ditempatkan di MCU Center, poli okupasi, bahkan terlibat dalam keselamatan dan keselamatan kerja (K3) di rumah sakit,” ucap dokter yang berpraktik di Rumah Sakit PHC itu.