Find Us on Facebook

Subscribe to Our Channel

https://www.youtube.com/@topcareertv1083

Thursday, November 21, 2024
idtopcareer@gmail.com
Lifestyle

Dosen FK UNESA Bagikan Tips CEgah ISPA di Tengah Polusi yang Menggila

Ilustrasi penyakit ISPA. (Pexels)Ilustrasi penyakit ISPA. (Pexels)

Topcareer.id – Kekhawatiran kesehatan yang mengemuka akibat polusi udara adalah tingginya angka penderita Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA). Jelas bukan bahwa pencemaran udara tak bisa dianggap remeh karena sangat berdampak pada kesehatan manusia.

Menurut data, indeks standar pencemaran udara atau ISPU di berbagai kota besar, seperti Jakarta, secara fluktuatif mencapai angka tertinggi pada kategori tidak sehat.

Dosen Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Negeri Surabaya (UNESA), dr. Rahmantio Adi menyampaikan bahwa bahaya dari polusi udara bersifat karsinogenik yang mana kebanyakan unsur kimia di dalamnya terdapat timbal dan benzena.

Lebih lanjut dia menjelaskan bahwa timbal dan benzena dapat mengganggu peredaran oksigen dalam darah yang bersumber dari hasil pembakaran mesin kendaraan.

Polusi udara lain, seperti asap rokok salah satunya, juga mengandung karbon monoksida yang mengakibatkan timbulnya gejala penyakit pernapasan salah satunya ISPA.

“ISPA ini memperberat kesehatan paru, mirip seperti asam lambung ditambah lagi jika orang tersebut menderita ISPA jelas gejalanya pasti makin berat,” ungkapnya.

Rahmantio melanjutkan, asap yang masuk di sistem pernapasan ini akan mengganggu bahkan melemahkan pertahanan tubuh, sehingga rentan terkena ISPA. Bagi orang yang telah terkena ISPA sebelumnya, tentu bisa memperberat gejala yang sudah ada ketika terkena polusi udara.

Beberapa gejala awal yang sering ditemukan biasanya gejala-gejala umum seperti batuk, demam, nyeri kepala, hidung tersumbat, nyeri tenggorokan ataupun tulang hidung, bahkan wajah terasa nyeri. Pada beberapa kasus juga ditemukan kondisi lebih kompleks seperti kesulitan untuk bernafas.

Dokter spesialis penyakit dalam itu memberikazn beberapa kiat pencegahan agar tidak terkena ISPA, dilansir laman resmi UNESA.

Baca juga: Polusi Udara Bisa Sebabkan Penuaan Dini, Ini Tips Mencegahnya

1. Menggunakan masker

Hal pertama yang ia sarankan adalah menggunakan masker saat berada di luar ruangan dan menghindari area asap rokok. Polusi udara seperti paparan asap rokok dapat meningkatkan risiko penyakit pernapasan, seperti asma dan bronkitis.

2. Minimalisasi sentuhan tangan pada wajah

Menurutnya, minimalisasi sentuhan tangan pada wajah terutama setelah menyentuh objek lain. Tangan adalah bagian tubuh yang paling sering terpapar oleh kuman dan bakteri dari lingkungan sekitar.

“Dengan menyentuh wajah, kita dapat dengan mudah memindahkan kuman tersebut ke hidung atau mulut yang merupakan pintu masuk utama bagi infeksi penyakit. Pastikan tangan bersih sebelum menyentuh area wajah dengan mencuci tangan atau memakai hand sanitizer,” kata Rahmantio.

3. Jaga pola hidup sehat

Yang tak kalah penting, sambungnya, juga menjaga pola hidup sehat seperti berolahraga, konsumsi makanan gizi seimbang, dan istirahat yang cukup. Dia menyarankan untuk konsumsi vitamin untuk menjaga kekebalan tubuh agar tidak rawan terkena penyakit.

Dokter Tio (sapaan akrabnya) juga menjelaskan soal penanganan gejala ISPA. Ketika muncul gejala ISPA, bisa langsung mengkonsumsi obat sesuai gejala yang timbul seperti obat batuk, pereda demam dan nyeri, atau bahkan obat untuk peradangan atau bengkak pada seluruh nafas.

Konsumsi air putih juga penting guna menjaga tubuh agar tetap terhidrasi. Dia juga menyarankan, jika muncul gejala batuk bisa minum lemon hangat atau madu untuk meredakan dahak. Posisi tidur juga dapat diatur dengan menempatkan posisi kepala lebih tinggi dari badan agar melancarkan pernapasan.

“Kalau sudah melakukan pengobatan awal tapi tidak kunjung membaik selama 2-3 hari segera ke dokter baik luring ataupun daring agar mendapatkan rekomendasi pengobatan lebih lanjut,” tutupnya.

Leave a Reply