Find Us on Facebook

Instagram Gallery

Configuration error or no pictures...

SKILLS.ID

Subscribe to Our Channel

Saturday, May 4, 2024
redaksi@topcareer.id
Tren

Bikin Stres, 1 dari 3 Karyawan di Asia Nggak Punya Tabungan Darurat

Ilustrasi tabungan darurat. (pexels)Ilustrasi tabungan darurat. (pexels)

Topcareer.id – Menurut laporan dari Aon dan TELUS Health, 4 dari 5 karyawan di Asia memiliki risiko kesehatan mental sedang hingga tinggi. Ketidakamanan finansial juga bersamaan dengan risiko kesehatan mental yang tinggi, disebutkan 1 dari 3 pekerja Asia tidak memiliki tabungan darurat.

Survei oleh broker asuransi tersebut dilakukan pada bulan November 2022 terhadap 13.000 pekerja di 12 lokasi di Asia.

Menurut survei tersebut, pekerja di Asia memiliki risiko finansial yang lebih tinggi dibandingkan dengan negara lain di dunia — sekitar 1 dari 3 pekerja tidak memiliki tabungan darurat dan mengatakan bahwa kesejahteraan finansial mereka berdampak signifikan terhadap kesehatan mental mereka

“Kesulitan mental dan emosional, termasuk depresi dan kecemasan, banyak terjadi pada karyawan di semua tingkatan dan di setiap industri dan lokasi yang disurvei di seluruh Asia,”kata laporan itu, dikutip laman CNBC.

Apalagi risiko kesehatan mental itu terutama berlaku dalam kondisi ekonomi saat ini, di mana para pekerja berjuang menghadapi kenaikan biaya dan pengetatan anggaran.

Baca juga: Tips Miliki Keuangan Yang Sehat Untuk Generasi Sandwich

“Kesejahteraan finansial terkait erat dengan hal-hal yang membuat hidup menyenangkan dan bermakna, baik saat ini maupun di sepanjang perjalanan menuju masa pensiun,” tambah laporan tersebut.

Mereka yang tidak memiliki tabungan darurat 60% lebih mungkin mengalami kesulitan berkonsentrasi di tempat kerja dibandingkan karyawan yang memiliki tabungan darurat, tambah laporan itu.

Negara dengan proporsi pekerja tanpa tabungan darurat tertinggi adalah Filipina (48%), Malaysia (42%), dan Tiongkok (39%).

Laporan tersebut menambahkan bahwa perusahaan berperan dalam menyediakan program pendidikan yang dapat membantu karyawan “membangun kebiasaan keuangan yang lebih sehat” dan memberikan akses terhadap konseling rahasia dan berbasis bukti.

Mereka yang disurvei mencerminkan bahwa cara yang lebih disukai untuk menerima dukungan kesehatan mental adalah pertemuan tatap muka atau konseling di tempat, yang “perlu dipertimbangkan oleh pemberi kerja.”

“Mempromosikan dan menjelaskan sumber daya kesehatan yang tersedia secara jelas dan berulang kali adalah kunci untuk membantu karyawan menemukan perawatan yang tepat serta mengatasi masalah sebelum akhirnya berkembang menjadi masalah yang lebih kompleks dan membutuhkan waktu lebih lama juga lebih mahal untuk diselesaikan,” kata laporan tersebut.

Leave a Reply