Topcareer.id – Menurut hasil survei Kementerian Perhubungan (Kemenhub), 296 ribu orang diperkirakan menggunakan Kereta Cepat Jakarta Bandung atau Whoosh untuk melakukan perjalanan selama periode libur Natal dan Tahun Baru 2023/2024.
Juru Bicara Kemenhub, Adita Irawati menyampaikan bahwa data tersebut sesuai dengan hasil survei pemerintah dan perlu persiapan yang banyak untuk meghadapinya.
“Melihat hal ini tentu harus banyak yang disiapkan oleh pemerintah, apalagi kalau melihat latar belakang bepergiannya,” kata Adita dalam siaran pers, dikutip Rabu (13/12/2023).
Menurut paparan Adita, mayoritas atau sebanyak 45,2 persen masyarakat yang bepergian saat Nataru bertujuan untuk wisata. Selanjutnya sebanyak 30 persen pulang kampung dan yang merayakan Nataru sebanyak 18,98 persen.
“Hal inilah yang menjadi perbedaan kondisi tranportasi saat Nataru dengan saat hari Lebaran atau mudik. Pada saat Nataru, tujuan masyarakat melakukan perjalanan paling besar adalah untuk berwisata. Oleh karena itu, Kemenhub menyatakan akan memperkuat pengaturan di daerah wisata,” tutur Adita.
Sedangkan, tambah Adita, 107,63 juta orang akan melakukan perjalanan selama Nataru atau 39,83 persen dari total populasi.
Baca juga: 5 Antisipasi Pemerintah Hadapi Lonjakan Pergerakan Libur Nataru
“Angka ini naik 143 persen jika dibandingkan Nataru tahun lalu. Tetapi jumlahnya belum menyamai angka sebelum pandemi Covid-19 tiga tahun lalu,” ujar dia.
Adita lebih lanjut mengatakan, selain menggunakan kereta cepat, 39,97 juta atau sekitar 35,5 persen masyarakat diperkirakan akan menggunakan kendaraan pribadi berupa kendaraan roda empat. Disusul dengan pengguna kendaraan roda dua atau motor itu sebanyak 20,14 juta atau sebesar 17,92 persen.
Adita menilai ada sejumlah hal yang perlu diperhatikan bagi pengguna kendaraan roda empat maupun roda dua, apalagi mengingat tingginya penggunaan kendaraan pribadi dalam perjalanan periode libur Nataru nanti.
Penggunaan kendaraan pribadi yang begitu banyak memungkinkan terjadinya peningkatan volume kendaraan di jalan tol maupun di jalan arteri.
Untuk itu, Pemerintah akan melakukan sejumlah upaya rekayasa lalu lintas. Kemenhub bersama Kepolisian dan Kementerian PUPR pun telah menerbitkan surat keputusan bersama tentang pengaturan lalu lintas selama Nataru ini. Rekayasa lalu lintas yang telah ditetapkan berupa kontra flow di jalan tol maupun non tol.