Find Us on Facebook

Instagram Gallery

Configuration error or no pictures...

SKILLS.ID

Subscribe to Our Channel

Sunday, April 28, 2024
redaksi@topcareer.id
ProfesionalTren

IMF: AI akan Berdampak pada 40% Lapangan Kerja di Seluruh Dunia

Ilustrasi laporan IMF sebut sekitar 40% lapangan pekerjaan di dunia bakal terdampak oleh AI.Ilustrasi laporan IMF sebut sekitar 40% lapangan pekerjaan di dunia bakal terdampak oleh AI. (Pexels)

Topcareer.id – Menurut International Monetary Fund (IMF), hampir 40% pekerjaan di seluruh dunia bakal terdampak oleh meningkatnya teknologi artificial intelligence (AI/kecerdasan buatan).

Bahkan, masih menurut laporan lembaga yang berbasis di Washington D.C. ini, negara-negara berpendapatan tinggilah yang menghadapi risiko lebih besar dibanding negara berkembang dan berpendapatan rendah.

IMF menilai potensi dampak AI terhadap pasar tenaga kerja global dan menemukan bahwa dalam banyak kasus, teknologi tersebut cenderung memperburuk kesenjangan secara keseluruhan.

Ketua IMF Kristalina Georgieva mendesak para pembuat kebijakan untuk mengatasi “tren yang meresahkan” ini dan secara proaktif mengambil langkah-langkah untuk mencegah teknologi semakin memicu ketegangan sosial.

“Kita berada di ambang revolusi teknologi yang dapat meningkatkan produktivitas, meningkatkan pertumbuhan global, dan meningkatkan pendapatan di seluruh dunia. Namun, hal ini juga dapat menggantikan lapangan kerja dan memperdalam kesenjangan,” kata Georgieva mengutip laman CNBC.

Baca juga: Tren 2024: AI Bisa Jadi Pusat Kehidupan Kerja Sehari-Hari

IMF mencatat bahwa sekitar 60% pekerjaan dapat terkena dampak AI di negara-negara berpenghasilan tinggi, dan sekitar setengah dari negara-negara tersebut mungkin mendapat manfaat dari integrasi AI untuk meningkatkan produktivitas.

Sementara itu, paparan AI ini diperkirakan mencapai 40% di negara-negara berkembang dan 26% di negara-negara berpenghasilan rendah.

Temuan IMF ini menunjukkan bahwa negara-negara berkembang dan negara-negara berpendapatan rendah justru lebih sedikit menghadapi gangguan akibat AI dalam jangka pendek.

IMF mencatat bahwa banyak dari negara-negara ini tidak memiliki infrastruktur pekerja terampil untuk memanfaatkan manfaat langsung dari AI sehingga meningkatkan risiko bahwa teknologi tersebut dapat memperburuk kesenjangan.

IMF juga menyatakan bahwa AI dapat berdampak pada kesenjangan pendapatan dan kekayaan di suatu negara, serta memperingatkan adanya “polarisasi dalam kelompok pendapatan.”

Dikatakan bahwa pekerja yang dapat mengakses manfaat AI dapat meningkatkan produktivitas dan gaji mereka, sementara mereka yang tidak dapat mengakses manfaat AI akan semakin tertinggal.

Laporan IMF ini muncul ketika para pemimpin bisnis dan politik dari seluruh dunia berkumpul di Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss.

Leave a Reply