Find Us on Facebook

Instagram Gallery

Configuration error or no pictures...

SKILLS.ID

Subscribe to Our Channel

Saturday, April 27, 2024
redaksi@topcareer.id
Tips KarierTren

5 Ciri Kamu Terjebak Produktivitas Beracun dan Cara Menanganinya

Ilustrasi pekerja Indonesia yang menguasai keterampilan AI cenderung mengalami kenaikan gaji - pekerja digital (Athalla/Topcareer.id)Ilustrasi pekerja Indonesia yang menguasai keterampilan AI cenderung mengalami kenaikan gaji - pekerja digital (Athalla/Topcareer.id)

Topcareer.id – Menjadi produktif itu baik. Tapi, ketika kamu selalu merasa ada tekanan untuk terus produktif setiap saat, itu tanda kamu masuk dalam jebakan produktivitas beracun. Jika masuk dalam jurang toxic productivity ini, kamu akan memprioritaskan tugas dengan mengorbankan kesejahteraan.

“Seorang CEO mengatakan kepada saya bahwa menunggu untuk menjemput anak-anaknya dari sekolah membuatnya panik, seolah-olah dia membuang-buang waktu yang berharga,” kata Natalie Christine Dattilo, Psikolog Klinis dan Instruktur di Harvard Medical School, dikutip laman CNBC Make It.

Berikut 5 tanda kamu terjun ke dalam perangkap produktivitas beracun:

1. Kamu selalu sibuk

“Orang-orang mengatakan kepada saya bahwa mereka merasa waktu tidak pernah cukup dan mereka selalu terburu-buru untuk melakukan hal berikutnya. Mereka hanya dapat memperlambat atau bersantai setelah semuanya selesai,” ujar Christine.

Apa yang harus dilakukan: Cobalah teknik mondar-mandir sederhana. Ulangi “pelan-pelan” pada dirimu sendiri seperti mantra selama satu atau dua menit. Kemudian, luangkan waktu untuk melakukan aktivitas apapun dan fokus pada pernapasan (masuk lima detik, keluar lima detik).

2. Merasa bersalah atau malu karena tidak menyelesaikan cukup banyak pekerjaan

Menurut Christine, produktivitas yang beracun sangat berkaitan dengan apa yang dirasakan ketika kamu belum melakukannya. Seperti rasa bersalah ketika berpikir kamu seharusnya melakukan sesuatu yang tidak kamu lakukan dan rasa malu ketika kamu yakin apa pun yang kamu lakukan tidak cukup baik.

Apa yang harus dilakukan: Tulis pemikiranmu dalam jurnal dan periksa polanya. Jika kamu menyadari adanya pemikiran “standar ganda” – saat kamu memiliki ekspektasi yang lebih tinggi terhadap diri sendiri dibandingkan orang lain – gunakan rasa kasihan pada diri sendiri dan katakan: “Saya melakukan yang terbaik yang saya bisa, sama seperti orang lain.”

3. Harga diri ditentukan oleh seberapa produktif kamu

Tingkat produktivitas berfluktuasi setiap hari karena alasan di luar kendalimu. Namun, Christine mengatakan bahwa ia pernah mendengar orang mengatakan pada diri mereka sendiri, “Saya sama sekali tidak berguna hari ini,” atau sebaliknya, “Saya mendapat waktu senggang hari ini.”

Baca juga: Benci Dengan Pekerjaan, Mending Berhenti Atau Bertahan?

Apa yang harus dilakukan: Pantau dialog internalmu dan berlatihlah berbicara kepada diri sendiri seperti berbicara dengan teman atau orang yang kamu sayangi, dengan menggunakan namamu sendiri. Misal: “Natalie, kamu baik-baik saja hari ini!”

4. Kamu merasa sulit untuk bersantai atau memiliki waktu senggang

Bagi banyak dari kita, produktivitas disertai dengan pujian dan penghargaan, yang dapat melepaskan zat kimia otak yang “menyenangkan” (seperti dopamin). Nah, itu yang bisa bikin “kecanduan” sibuk.

Apa yang harus dilakukan untuk mengatasinya: Cobalah untuk mengubah waktu henti sebagai sebuah peluang. Misalnya, jika kamu datang lebih awal ke suatu acara, cobalah memejamkan mata dan mendengarkan suara-suara di sekitar.

5. Mengabaikan perawatan diri

Jika perawatan diri tampak hanya membuang-buang waktu, kamu mungkin mengalami produktivitas yang beracun. Ini termasuk mengabaikan olahraga, tidur dan istirahat, makanan sehat, hubungan, atau waktu untuk bermain dan bersenang-senang. Bahkan, kasusnya bisa sampai menunda ke kamar mandi atau mengambil air minum.

Apa yang harus dilakukan: Beri dirimu izin tanpa syarat untuk bersantai setiap hari. Ciptakan rutinitas sebelum tidur yang mencakup aktivitas yang merangsang tidur, seperti mendengarkan musik yang menenangkan, membaca novel, menulis jurnal, mandi, atau minum teh herbal.

Leave a Reply