TopCareerID

Menaker Ida: Tingkat Pengangguran Terbuka Capai 4,82%

Strategi Menaker Hadapi Transformasi Ketenagakerjaan Era Industri 4.0

Menaker Ida Fauziyah. Dok. Humas Kemnaker

TopCareer.id – Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah mengklaim kondisi ketenagakerjaan di Indonesia pada 2024 mengalami perbaikan.

Menurut Menaker, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) mencapai 4,82 persen pada Februari 2024, yang mengalami penurunan sebesar 0,63 persen dibandingkan Februari 2023 yaitu 5,45 persen.

“Namun demikian, tentunya angka ini harus terus kita turunkan dengan berbagai upaya yang terukur dan terarah,” kata Ida di sela-sala kegiatan G20 Brazil di Fortaleza, Brazil, Jumat (26/7/2024) waktu setempat.

Baca Juga: Menaker Ajak Semua Pihak Hapus Pekerja Anak

Mengutip keterangan tertulisnya, Ida mengungkapkan beberapa penyebab TPT masih relatif tinggi jika dibandingkan negara-negara lain di Asia Tenggara (ASEAN).

Pertama adalah karena Indonesia memiliki populasi yang terbesar di ASEAN, dengan jumlah penduduk mencapai 281,6 juta jiwa. Sementara, terdapat angkatan kerja baru sekitar tiga sampai 3,5 juta setiap tahunnya.

Kedua, masih adanya ketidakcocokan ketenagakerjaan, yang mengakibatkan tingkat produktivitas tenaga kerja Indonesia masih di bawah rata-rata ASEAN.

“Hal ini juga berdampak pada kondisi Pasar kerja, di mana sebenarnya tersedia lapangan kerja, baik dalam maupun luar negeri, namun masih belum bisa kita manfaatkan secara optimal karena masih ada gap kompetensi calon pekerja dan lowongan pekerjaan yang ada,” kata Menaker Ida.

Lalu, Indonesia sedang menciptakan lapangan kerja yang berkualitas, agar para pekerja atau buruh mendapatkan pekerjaan yang layak. Ida menyebut, hal ini penting agar Indonesia bisa segera rebound akibat dampak pandemi, di berbagai sektor ekonomi terutama pariwisata, manufaktur, dan jasa.

“Oleh karena itu, penciptaan lapangan kerja formal terus kita tingkatkan. Kita tidak ingin seperti Filipina di mana angka pengangguran relatif rendah namun tingkat kemiskinan justru lebih tinggi,” kata Ida.

Keempat, perlambatan ekonomi global turut mempengaruhi permintaan ekspor Indonesia, sehingga berdampak pada industri manufaktur dan sektor-sektor lainnya yang bergantung pada perdagangan internasional.

Menaker menyebut, Indonesia sudah melakukan beberapa langkah perbaikan kondisi ketenagakerjaan, demi menekan tingkat pengangguran terbuka.

Pertama, meningkatkan kualitas pendidikan dan pelatihan, dengan mereformasi kurikulum pendidikan, agar sesuai kebutuhan industri modern, terutama dalam bidang teknologi dan keterampilan vokasional.

Upaya lain adalah dengan mendorong investasi, dengan mempermudah proses perizinan usaha dan investasi asing, demi mendorong pertumbuhan ekonomi dan memperluas kesempatan kerja.

Usaha ketiga adalah mendukung sektor informal agar bisa bertransformasi menjadi usaha formal. Ida mengatakan, banyak pekerja di Indonesia berada di sektor informal, sehingga sering tidak tercatat resmi dan kurang stabil.

“Sehingga meskipun tidak menganggur, namun kehidupannya relatif kurang baik,” ujarnya.

Keempat, mendorong sektor-sektor unggulan, di antaranya mendorong ekosistem startup dan inovasi dapat menjadi motor penggerak penciptaan lapangan kerja baru.

“Sektor pertanian juga perlu dimodernisasi dengan mengadopsi teknologi canggih untuk meningkatkan produktivitas. Lalu juga mendorong pariwisata dan ekonomi kreatif,” kata Ida.

Terakhir adalah dengan membangun ekosistem sistem informasi pasar kerja nasional, untuk mendorong dunia pendidikan berbasis demand, serta memotong waktu pencarian kerja oleh pengangguran yang berstatus sedang mencari kerja.

Exit mobile version