TopCareer.id – Platform online travel agent Tiket.com membeberkan beberapa upaya mereka, dalam rangka mendukung aspek sustainable atau keberlanjutan dalam bisnisnya.
Keberlanjutan atau sustainability sendiri saat ini menjadi salah satu topik yang penting di dunia bisnis. Keberlanjutan dalam bisnis adalah sebuah pendekatan yang mengintegrasikan aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG) ke operasi bisnis.
Gaery Undarsa, Co-Founder & Chief Marketing Officer Tiket.com mengungkapkan, sustainable tourism atau pariwisata berkelanjutan bakal menjadi tren, terutama di kalangan generasi Z, untuk itulah, mereka memperkenalkan Tiket Green.
“Konsepnya sederhana. Kami memberikan pengalaman, di mana pengguna bisa memilih hal-hal yang lebih sustainable,” kata Gaery dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (30/7/2024).
“Pilihan yang lebih berkelanjutan akan kami berikan label khusus,” ujarnya.
Baca Juga: 5 Smart City dan Sustainable Terbaik di Dunia
Untuk mendukung ini, Tiket.com juga menggandeng para partner akomodasi mereka. Agar mitra-mitra ini bisa mendapatkan label Tiket Green, ada beberapa indikator penilaian termasuk mengenai Food and Beverages (FnB), waste management, hingga penggunaan dan pengelolaan air.
Pengguna pun akan bisa menemukan opsi Tiket Green di platform Tiket.com melalui filter khusus.
“Dari sisi properti, mereka juga sangat senang dengan kami soroti Tiket Green ini. Karena sebenarnya mereka sudah dipaksa untuk melakukan ini cukup lama,” kata Gaery. “Problemnya hanya satu, customer tidak ada yang tahu dan tidak peduli, dan itu (keberlanjutan) biayanya besar.”
Dengan dihadirkannya penanda, masyarakat jadi mengetahui adanya opsi akomodasi yang mendukung keberlanjutan. Gaery menyebut, saat ini sudah ada lebih dari 5.400 opsi akomodasi dengan Tiket Green Tiket.com di seluruh dunia, termasuk 700 di Indonesia dan Asia Tenggara.
Kembangkan Desa Wisata
Selain Tiket Green, Tiket.com juga digandeng Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) untuk program Jagoan Pariwisata yang bertujuan mengembangkan desa wisata yang berkelanjutan.
“Kami coba identifikasi, kira-kira desa wisata mana yang punya program atau UMKM yang sangat bagus untuk kita soroti. Rata-rata mereka benar-benar sustainable,” Gaery menjelaskan.
Dari situ, Tiket.com memberikan kesempatan para desa wisata untuk mempresentasikan apa yang diunggulkan di sana, untuk kemudian dilanjutkan dengan ajang penghargaan.
“Mereka akan mempresentasikan. Di sana juga kami akan siapkan mentor yang sudah berpengalaman, dan juga akan dibantu untuk mengarahkan,” kata Gaery.
“Karena biasanya desa wisata punya ide bagus, tapi eksekusinya kurang, atau mereka tidak biasa menjelaskan, tidak bisa menggunakan media sosial dengan tepat, kurang digital native, orang tidak ada yang tahu, kita bantu di sana.”