TopCareerID

Gen AI Ubah Industri, Sektor Keuangan Indonesia Siap?

AC Ventures merilis laporan “Harnessing the Power of (Gen)AI in Indonesian Financial Services. (Dok. AC Ventures)

TopCareer.id – Teknologi kecerdasan buatan (AI) dan AI generatif (Gen AI) terus menjadi sorotan dan dinilai mampu membawa perubahan signifikan di berbagai sektor, termasuk keuangan.

Di Indonesia, diskusi tentang peran penting teknologi ini semakin mengemuka, terutama dalam meningkatkan efisiensi, memperluas akses, dan mendorong inovasi di industri jasa keuangan.

Hal ini diungkap dalam laporan Harnessing the Power of (Gen)AI in Indonesian Financial Services yang dirilis AC Ventures, Boston Consulting Group (BCG) dan unit desain serta teknologi BCG X, serta Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin Indonesia).

Andy Lees, Managing Director and Partner di BCG X mengatakan, potensi Gen AI di sektor keuangan Indonesia sangatlah jelas. Teknologi ini, menurutnya, bisa memperluas akses keuangan, meningkatkan pengalaman pelanggan, serta memfasilitas perluasan layanan yang cepat.

“Temuan kami menunjukkan bahwa teknologi ini telah diadopsi dengan cepat oleh baik institusi keuangan besar maupun perusahaan fintech,” kata Lees dalam siaran persnya, ditulis Kamis (22/8/2024).

Baca Juga: Bos AI Lebih Adil Dibanding Manusia?

Namun, dia juga menambahkan bahwa banyak inisiatif tersebut masih berada pada tahap proyek percontohan yang dipimpin oleh teknologi dan belum berhasil menghasilkan nilai bisnis nyata dalam skala besar.

Laporan ini didasarkan pada survei terhadap 41 pemimpin bisnis di institusi keuangan dan wawancara dengan lima startup fintech, yang memberikan wawasan penting mengenai adopsi dan dampak AI serta GenAI di sektor layanan keuangan Indonesia.

Selain itu, laporan ini juga memberikan rekomendasi strategis bagi para pemimpin bisnis di sektor swasta untuk menerapkan teknologi ini dalam produk dan operasional mereka.

Laporan juga memasukkan saran kunci dari Kadin Indonesia untuk pemerintah Indonesia seiring transisi ke pemerintahan baru, dalam rangka mengejar pengembangan AI nasional untuk kepentingan negara.

Temuan Penting

Salah satu temuan penting dalam laporan ini adalah kerangka kerja strategis multilateral “Deploy, Reshape, Invent” yang memberikan panduan kepada institusi keuangan Indonesia tentang cara mengintegrasikan GenAI secara efektif untuk memaksimalkan manfaatnya

Dari ketiga pilar ini, responden memprioritaskan “deploying” dan “inventing” dibandingkan dengan “reshaping” proses internal.

51 persen fokus pada penerapan GenAI untuk tugas sehari-hari, dan 27 persen melihat peluang besar dalam menciptakan produk dan layanan baru yang didukung oleh GenAI.

Studi terpisah BCG di tingkat global menemukan, 85 persen institusi keuangan menganggap GenAI sebagai teknologi yang sangat mengganggu, namun hanya 18 persen yang memiliki strategi jelas untuk penerapan internal.

Kesenjangan ini menyoroti peluang penting bagi sektor layanan keuangan Indonesia, untuk memposisikan dirinya di garis depan inovasi GenAI.

Di Indonesia, 61 persen institusi keuangan merasa yakin dengan infrastruktur teknologi mereka yang diperlukan untuk mengintegrasikan GenAI, terutama dalam konteks data dan sistem teknologi yang kokoh.

44 persen pemimpin lokal juga mengakui potensi GenAI dalam merevolusi penilaian risiko di microlending, melalui sumber data dan model analitik yang lebih inovatif.

Selain layanan pelanggan dan microlending, empat area lain yang menganggap GenAI bermanfaat di industri ini meliputi produktivitas, pinjaman cepat, manajemen penipuan, dan personalisasi yang sangat tepat.

Banyak Institusi Masih di Tahap Awal Penerapan

Meskipun antusiasme terhadap GenAI tinggi, banyak institusi keuangan Indonesia masih berada di tahap awal penerapan. Laporan menunjukkan ada 41 persen responden tengah menjalankan proyek percontohan GenAI dan uji coba konsep. Namun, hanya 37 persen yang merasa memiliki talenta yang dibutuhkan.

Selain itu, upskilling karyawan untuk menggunakan dan berinteraksi dengan alat AI, adalah salah satu dari tiga prioritas dasar terendah yang disebutkan. Hanya 29 persen yang merasa yakin model operasional mereka siap untuk GenAI.

Para pimpinan bisnis pun harus punya pendekatan strategis dan holistik dalam integrasi GenAI, yang fokus pada elemen-elemen dasar seperti tata kelola, teknologi, sumber daya manusia, dan proses operasional.

Dengan begitu, institusi keuangan Indonesia tidak hanya dapat mengatasi tantangan, tetapi juga memimpin perlombaan GenAI, mengubah tantangan menjadi peluang untuk pertumbuhan dan inovasi.

Perlu Perbaiki Kerangka Regulasi dan Percepat Investasi

Pandu Sjahrir, Pendiri AC Ventures dan Kepala Badan Ekonomi dan Financial Technology Kadin Indonesia, juga menekankan pentingnya belajar dari pengalaman sektor swasta dalam mengimplementasikan AI dan Gen AI.

Menurut Pandu, dengan rencana pemerintahan yang akan datang untuk membangun Kedaulatan Digital (Sovereign AI), ada dorongan kuat untuk memperbaiki kerangka regulasi dan mempercepat investasi dalam infrastruktur lokal untuk pengembangan GenAI.

“Ini memicu diskusi penting tentang peningkatan infrastruktur energi Indonesia dengan energi terbarukan dan pembiayaan berkelanjutan,” imbuhnya.

Pandu menyatakan potensi AI dan GenAI untuk meningkatkan ekonomi Indonesia tidak hanya terbatas pada transformasi di sektor swasta, tetapi juga mencakup perusahaan milik negara dan lembaga pemerintah.

“Implementasi yang efektif memerlukan pusat data yang berkelanjutan yang didukung oleh energi terbarukan, undang-undang privasi yang ketat, dan kemitraan publik-swasta yang kuat,” kata Pandu.

Exit mobile version