TopCareerID

Perubahan Iklim Paling Berdampak ke Gen Z dan Alpha

Ilustrasi perubahan iklim (Gambar oleh Markus Kammermann dari Pixabay)

TopCareer.id – Kelompok usia muda seperti Gen Z dan Alpha bisa jadi generasi yang paling terdampak perubahan iklim. Hal ini seperti diungkapkan oleh Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati. Karena itu, penting bagi anak muda untuk melakukan aksi-aksi nyata dalam mencegah dampak perubahan iklim.

“Saya yakin anak-anak muda yang jumlahnya mendominasi penduduk Indonesia bisa memberikan dampak signifikan terhadap aksi perubahan iklim,” kata Dwikorita dalam Festival Aksi Iklim dan Workshop Iklim Terapan, di Jakarta, Selasa (20/8/2024).

Ia menjelaskan, fenomena ini semakin mengkhawatirkan dan memicu dampak yang lebih luas. Ini terlihat dari berbagai peristiwa alam terkait iklim, mulai dari suhu udara yang lebih panas, terganggunya siklus hidrologi, sampai maraknya bencana hidrometeorologi di berbagai belahan dunia.

Maka dari itu, seluruh generasi harus saling berkolaborasi untuk menahan laju perubahan iklim.

Baca Juga: Begini Cara Menangani dan Berkomunikasi dengan Gen Z

Menurut Dwikorita, seperti dikutip dari siaran pers, perubahan iklim global bukanlah kabar bohong dan prediksi untuk masa depan, melainkan realitas yang dihadapi miliaran jiwa penduduk bumi. Karenanya, fenomena tersebut tidak bisa dianggap sebagai sebuah persoalan sepele.

Badan Meteorologi Dunia (WMO) baru saja menyatakan bahwa 2023 tercatat sebagai tahun terpanas sepanjang pengamatan instrumental. Anomali suhu rata-rata global mencapai 1,45 derajat Celcius di atas zaman pra industri.

Kata Dwikorita, angka ini nyaris menyentuh batas yang disepakati dalam Paris Agreement tahun 2015, bahwa dunia harus menahan laju pemanasan global pada angka 1,5 derajat Celcius. Pada 2023, terjadi rekor suhu global harian baru dan terjadi bencana heat wave ekstrem yang melanda berbagai kawasan di Asia dan Eropa.

BMKG sendiri memproyeksi suhu udara di Indonesia akan melompat naik hingga 3,5 derajat celcius dibandingkan zaman pra industri di tahun 2100 mendatang, apabila aksi mitigasi iklim gagal dilakukan.

Baca Juga: Simak! Sederet Langkah Antisipasi Gempa

Menurut Dwikorita, WMO menyebut bahwa di 2050, skenario terburuknya adalah negara-negara tak cuma menghadapi bencana hidrometeorologi, tapi juga kelangkaan air yang berakibat pada krisis pangan. “Jika melihat tahun tersebut, maka dapat dipastikan bahwa Generasi Z dan Alpha lah yang akan paling merasakan,” ujarnya.

Deputi Bidang Klimatologi Ardhasena Sopaheluwakan menambahkan, kunci keberhasilan aksi adaptasi dan mitigasi ada pada upaya yang dilakukan masyarakat, berdasarkan kesadaran dan pengetahuan yang mereka miliki.

Ia menyebut, tantangan saat ini adalah bagaimana meningkatkan pemahaman iklim dan perubahan iklim di kalangan publik, terutama generasi muda.

Menurutnya, generasi milenial dan gen Z adalah generasi yang paling terpapar dampak perubahan iklim dalam satu atau dua dekade mendatang, sekaligus yang paling bertanggung jawab melakukan segala tindakan dan upaya menanggulanginya.

Tidak hanya meningkatkan pemahaman, dibutuhkan juga dorongan aksi-aksi nyata dalam melakukan penanggulangan perubahan iklim melalui aksi mitigasi dan aksi adaptasi perubahan iklim.

Exit mobile version