Find Us on Facebook

Subscribe to Our Channel

https://www.youtube.com/@topcareertv1083

Tuesday, September 17, 2024
idtopcareer@gmail.com
Sosok

Kunjungi Indonesia, Ini Profil Paus Fransiskus

Paus Fransiskus di Lapangan Santo Petrus, Vatikan. (Wikimedia Commons)

TopCareer.idPaus Fransiskus mengunjungi ke Jakarta pada 3-6 September 2024. Selain bertemu Presiden Joko Widodo, ia juga akan ke Gereja Katedral dan Masjid Istiqlal, hingga menggelar misa akbar di GBK.

Paus Fransiskus memiliki nama asli Jorge Mario Bergoglio dan merupakan Paus pertama dari benua Amerika, yaitu dari Argentina. Ia juga menjadi Paus pertama yang mengambil nama “Fransiskus.”

Paus Fransiskus terkenal sebagai sosok yang sederhana. Dalam 15 tahun pelayanannya, dia sering bepergian dengan transportasi umum seperti kereta bawah tanah dan bus.

Bergoglio sering berbicara tentang pentingnya belas kasih, keberanian apostolik, dan menjaga pintu gereja tetap terbuka bagi semua orang.

Mengutip situs vatican.va, Selasa (3/9/2024), Bergoglio lahir di Buenos Aires pada 17 Desember 1936, sebagai putra dari imigran Italia.

Baca Juga: Kunjungan Paus Fransiskus di Jakarta, Karyawan Diimbau WFH

Dikutip dari Britannica, Bergoglio lulus sekolah menengah di bidang teknik kimia dan sempat bekerja di industri pengolahan makanan, namun merasa terpanggil untuk melayani gereja. Di usia 21, ia menderita radang paru-paru parah yang menyebabkan sebagian paru-paru kanannya harus diangkat.

Bergoglio pun memilih jalur imamat dengan masuk Seminari Diosesan Villa Devoto. Pada 11 Maret 1958, dia masuk novisiat Serikat Yesus.

Bergoglio kemudian menyelesaikan studi humanioranya di Chili, lalu kembali ke Argentina pada 1963 untuk lulus dengan gelar filsafat dari Colegio de San Jose di San Miguel.

Dari 1964 hingga 1965, ia mengajar sastra dan psikologi di Immaculate Conception College di Santa Fé dan pada 1966, ia mengajar mata kuliah yang sama di Colegio del Salvatore di Buenos Aires. Dari 1967 sampai 1970, dia belajar teologi dan memperoleh gelar dari Colegio San José.

Bergoglio ditahbiskan menjadi imam oleh Uskup Agung Ramon Jose Castellano pada 13 Desember 1969. Dia lalu melanjutkan pelatihannya antara tahun 1970 dan 1971, di Universitas Alcalá de Henares, Spanyol. Pada tanggal 22 April 1973, Bergoglio mengucapkan kaul kekalnya bersama para Jesuit.

Kembali di Argentina, ia menjadi magister novis di Villa Barilari, San Miguel; profesor di Fakultas Teologi San Miguel; konsultan untuk Provinsi Serikat Yesus, serta Rektor Colegio Máximo di Fakultas Filsafat dan Teologi.

Baca Juga: Simak, Rekayasa Lalu Lintas Selama Kunjungan Paus Fransiskus di Jakarta

31 Juli 1973, Bergoglio diangkat menjadi Provinsial Jesuit di Argentina, di mana jabatan ini dipegangnya selama enam tahun.

Ia kemudian melanjutkan pekerjaannya di universitas dan dari 1980 hingga 1986 menjabat sekali lagi sebagai Rektor Colegio de San José, serta pastor paroki di San Miguel.

Pada Maret 1986, Bergoglio berangkat ke Jerman untuk menyelesaikan tesis doktoralnya. Atasannya kemudian mengirimnya ke Colegio del Salvador di Buenos Aires, dan selanjutnya ke Gereja Jesuit di kota Córdoba sebagai pembimbing rohani dan confessor.

Bergoglio dikenal dengan gaya hidup sederhana dan dedikasinya kepada orang miskin. Ia menolak kemewahan dan memilih tinggal di apartemen kecil serta memasak makanannya sendiri. Filosofinya tercermin dalam motonya sebagai uskup, Miserando atque eligendo, yang menekankan kerendahan hati dan belas kasih.

Pada 1992, Paus Yohanes Paulus II mengangkatnya sebagai Uskup Auksilier Buenos Aires, dan lima tahun kemudian, ia menjadi Uskup Agung Buenos Aires.

Baca Juga: Paus Fransiskus sebut Bumi sedang Alami Perang Dunia Ketiga, Harapkan Perdamaian

21 Februari 2001, ia diangkat sebagai Kardinal oleh Paus Yohanes Paulus II. Sebagai Kardinal, Bergoglio menolak kemewahan dan meminta umatnya menyumbangkan uang kepada orang miskin, ketimbang datang ke Roma untuk merayakan pengangkatannya.

Selama krisis ekonomi Argentina tahun 2001, reputasi Bergoglio sebagai pemimpin spiritual semakin kuat. Dia dikenal karena keberaniannya berbicara tentang keadilan sosial, serta pentingnya melindungi martabat manusia.

Meskipun popularitasnya meningkat di Amerika Latin, Bergoglio tetap menjaga gaya hidup sederhananya. Ia menolak diangkat sebagai Presiden Konferensi Waligereja Argentina pada 2002, namun terpilih tiga tahun kemudian dan ditetapkan lagi pada 2008.

Dia sempat mengikuti Pemilihan Paus atau Konklaf tahun 2005, yang kala itu menetapkan Joseph Ratzinger sebagai Paus Benediktus XVI.

Ketika Paus Benediktus XVI mengundurkan diri, Bergoglio pun terpilih sebagai Paus Fransiskus.

Nama Fransiskus dipilih untuk menghormati Santo Fransiskus Asisi, yang menjalani hidup dengan pelayanan yang rendah hati kepada kaum miskin, serta mengenang Santo Fransiskus Xaverius sebagai pendiri Jesuit.

Leave a Reply