Find Us on Facebook

Subscribe to Our Channel

https://www.youtube.com/@topcareertv1083

Tuesday, September 17, 2024
idtopcareer@gmail.com
Profesional

Tarik Minat Pekerja Gen Z, Perusahaan Bisa Lakukan Ini

Ilustrasi strategi tingkatkan presentase kesetaraan gender di tempat kerja.Ilustrasi perusahaan merekrut pekerja Gen Z (Pexels)

TopCareer.id – Generasi Z dinilai lebih selektif dalam memilih pekerjaan mereka. Jumlah pekerja Gen Z yang besar, membuat perusahaan dan pelaku industri harus lebih memahami motivasi dan kebiasaan kerja mereka.

Data LinkedIn mengungkapkan, ketidakpastian ekonomi dan penurunan tingkat perekrutan dalam beberapa tahun terakhir telah memengaruhi cara para profesional muda memilih pekerjaan.

Menurut Rohit Kalsy, Indonesia Country Lead, LinkedIn dalam keterangan tertulisnya kepada TopCareer.id, Gen Z lebih selektif dan cenderung memilih sektor-sektor yang dianggap lebih stabil.

Di Indonesia, sektor dengan pertumbuhan perekrutan profesional muda terbesar adalah layanan konsumen (17,4 persen) dan minyak, gas, serta pertambangan (15,8 persen).

“Meski banyak profesional muda di Indonesia lebih memilih perusahaan besar karena banyaknya posisi yang tersedia, ada juga tren yang menunjukkan mereka memilih perusahaan yang lebih kecil,” kata Kalsy, ditulis Rabu (4/9/2024).

Baca Juga: Begini Cara Menangani dan Berkomunikasi dengan Gen Z

Sekitar 33,2 persen dari mereka lebih suka bergabung dengan perusahaan yang memiliki kurang dari 200 karyawan, sementara 20,4 persen memilih perusahaan dengan lebih dari 10.000 karyawan.

“Bekerja di perusahaan kecil bisa menawarkan lingkungan kerja yang lebih ‘kekeluargaan,’ tanggung jawab yang lebih besar, peluang karir yang lebih jelas, serta kesempatan belajar dan berkembang secara profesional yang lebih cepat,” kata Kalsy.

Maka dari itu, ada cara bagi perusahaan-perusahaan di luar sektor-sektor yang stabil tersebut, agar dapat menarik dan mempertahankan para pencari kerja muda.

  • Menumbuhkan growth mindset

Skill acquisition sekarang menjadi tolok ukur kesuksesan di dunia profesional, terutama untuk Gen Z. Kalsy mengatakan, kaum muda saat ini tidak ragu menginvestasikan waktu lebih untuk mengembangkan skill mereka.

Sekitar 36 persen pekerja Gen Z dan Milenial menunjukkan minat untuk belajar keterampilan kecerdasan buatan (AI), angka ini lebih tinggi dibandingkan generasi lain yang hanya 28 persen.

Keterbatasan waktu dan rasa jenuh kerap jadi tantangan ketika belajar hal baru. Untuk menghadapinya, Gen Z menerapkan Loud Learning, yaitu berdiskusi terbuka dan aktif mengejar apa yang ingin dipelajari di tempat kerja.

Baca Juga: Profesional Sulit Belajar Skill Baru, ‘Loud Learning’ Jadi Solusi Penting

Sekitar 67 persen pekerja Gen Z di wilayah Asia Pasifik (APAC) merasa pendekatan proaktif ini sangat penting untuk meningkatkan skill. Selain itu, mereka juga merasa latar belakang pendidikan di dunia kerja tidak terlalu penting.

LinkedIn mencatat, sekitar 58 persen Gen Z di APAC merasa gelar sarjana tidak lagi sepenting dulu untuk mendapatkan pekerjaan, jika dibandingkan dengan 30 tahun yang lalu.

Agar tenaga kerja Gen Z dapat terus berkembang secara pribadi dan profesional, perusahaan perlu memberikan program pembelajaran yang dinamis dan beragam,” kata Kalsy.

Upaya-upaya yang bisa dilakukan perusahaan antara lain dengan menyediakan mobilitas internal, seperti promosi, penugasan pekerjaan yang berbeda, dan program mentoring.

  • Kembangkan budaya purpose-driven

Banyak Gen Z di APAC yang menyatakan minatnya untuk bekerja di perusahaan yang mendukung nilai dan budaya yang relevan dengan mereka.

Sekitar 76 persen dari mereka tertarik bekerja di tempat yang sejalan dengan prinsip mereka, bahkan di tengah ketidakpastian ekonomi.

Baca Juga: Fresh Graduate, Ini Skill Paling Dicari 2024

“Untuk menarik dan mempertahankan karyawan Gen Z, perusahaan harus menciptakan lingkungan yang inklusif dan mendukung nilai-nilai mereka,” kata Kalsy.

Misalnya, LinkedIn memiliki Employee Resource Groups yang menghubungkan lebih dari 5.000 karyawan global dengan tujuan yang sama, untuk memperjuangkan keberagaman yang membantu memperkuat komunitas internal perusahaan.

  • Menciptakan tempat kerja yang bermakna dan berdampak positif

Data menunjukkan bahwa Gen Z tertarik bekerja di tempat yang memberdayakan mereka, agar dapat memberikan dampak yang berarti dan terlibat dalam inisiatif yang lebih besar.

Sekitar 44 persen pekerja Gen Z tidak terlalu berminat pada profesi yang tidak memberi mereka kesempatan berkontribusi positif di masyarakat. Angka ini lebih tinggi dibandingkan Milenial (37 persen).

Baca Juga: Skill Nomor 1 yang Makin Diminati Berbagai Industri, Menurut LinkedIn

Untuk menarik dan mempertahankan karyawan Gen Z, perusahaan perlu menunjukkan komitmen mereka dengan memasukkan perspektif kelompok ini dalam mengambil keputusan.

Selain itu, menurut Kalsy, perusahaan harus memahami prioritas kandidat dan karyawan untuk membangun citra yang berdampak besar.

Dengan memahami motivasi tenaga kerja masa depan, perusahaan dapat menarik dan mempertahankan talenta muda serta mendukung mereka untuk berkembang di tengah perubahan yang ada.

Leave a Reply