TopCareerID

Larang Jual Rokok ke Gen Z Bisa Cegah 1,2 Juta Kematian Akibat Kanker Paru

Ilustrasi rokok. (Pexels)

Ilustrasi rokok. (Pexels)

TopCareer.id – 1,2 juta kematian akibat kanker paru di seluruh dunia bisa dicegah selama 70 tahun, dengan melarang penjualan rokok dan produk tembakau lainnya pada mereka yang lahir antara 2006 sampai 2010 alias Gen Z.

“Kanker paru-paru adalah pembunuh utama di seluruh dunia, dan dua per tiga kematian yang mengejutkan terkait dengan satu faktor risiko yang dapat dicegah, merokok tembakau,” kata penulis studi Julia Rey Brandariz, dari University of Santiago de Compostela, Spanyol.

Temuan ini diungkap melalui studi simulasi yang diterbitkan di The Lancet Public Health. Menciptakan generasi mini bebas tembakau dicatat bisa mencegah 40 persen kematian akibat kanker paru-paru, yang diperkirakan terjadi pada kelompok ini pada 2095.

Menurut Brandariz, pemodelan mereka melihat bahwa banyak yang bisa didapatkan oleh pemerintah dengan mempertimbangkan rencana ambisius berupa menciptakan generasi bebas tembakau.

“Hal ini tidak hanya dapat menyelamatkan banyak nyawa, tetapi juga dapat secara besar-besaran mengurangi beban sistem kesehatan dalam mengobati dan merawat orang yang sakit akibat merokok,” ujarnya, dilansir New York Post.

Baca Juga: Demi Kesehatan, Ini 8 Tips Berhenti Merokok Secara Bertahap

Studi ini memilih kelompok yang lahir di 2006-2010 atau termasuk Gen Z, karena anggotanya sekarang berusia 13 hingga 18 tahun. Usia legal untuk membeli produk rokok atau tembakau di sebagian besar negara yang dianalisis adalah 18 tahun.

Riset ini pun mencatat, melarang penjualan rokok dan produk tembakau pada Gen Z akan berdampak paling besar di Eropa.

Isabelle Soerjomataram dari International Agency for Research on Cancer, yang juga menulis studi, mengatakan meski tingkat merokok di negara berpendapatan tinggi menurun dalam beberapa tahun terakhir, kanker paru-paru masih jadi penyebab utama kematian dan penyakit.

““Di negara-negara berpendapatan rendah dan menengah, yang memiliki populasi kaum muda yang berkembang pesat, dampak pelarangan penjualan tembakau bisa lebih besar lagi,” kata Soerjomataram, dikutip Kamis (24/10/2024).

Namun, menurut Jennifer Stevens dari Northwell Health Center for Tobacco Control, ragu usulan ini dapat terwujud.

Stevens, yang tidak terlibat dalam penelitian, mengakui bahwa pencegahan dan penghapusan penjualan rokok tembakau dapat menurunkan biaya perawatan kesehatan global.

“Namun, selama beberapa dekade, para legislator telah mencoba untuk melawan perusahaan-perusahaan tembakau dengan beberapa keberhasilan, tetapi tidak sepenuhnya,” ujarnya.

Baca Juga: Ini Bahaya Merokok bagi Anak Usia Sekolah

Karena itu, kata Stevens, fokusnya harus tetap pada penegakan, kelanjutan, dan implementasi kebijakan larangan rokok di tempat umum, serta di program pendidikan, terutama untuk generasi muda, yang menekankan bahaya dan efek jangka panjang merokok.

Penelitian baru ini melengkapi studi lain yang rilis di The Lancet Public Health. Di sini dicatat, mengurangi prevalensi merokok dari tingkat saat ini menjadi 5 persen di seluruh dunia pada 2050, akan menghasilkan satu tahun tambahan harapan hidup bagi pria dan 0,2 tahun bagi wanita.

Selain itu, tim peneliti internasional memperkirakan harapan hidup global akan meningkat dari 73,6 tahun pada 2022, menjadi 78,3 tahun pada 2050.

Penulis studi mengatakan bahwa jika merokok telah dihilangkan sepenuhnya tahun lalu, harapan hidup dapat meningkat 1,5 tahun lebih banyak untuk pria, serta 0,4 tahun untuk wanita.

Exit mobile version