Find Us on Facebook

Subscribe to Our Channel

https://www.youtube.com/@topcareertv1083

Tren

BMKG: Cuaca Ekstrem Masih Intai Sebagian Wilayah Indonesia Awal Februari 2025

Ilustrasi cuaca ekstrem hujan. (Gambar oleh gaborszoke dari Pixabay)

TopCareer.id – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengingatkan masyarakat akan terjadinya cuaca ekstrem yang masih mengintai sebagian wilayah Indonesia awal Februari 2025.

Dalam konferensi pers, Sabtu (1/2/2025), Plt. Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyebut dalam sepekan terakhir, tercatat curah hujan sangat lebat hingga ekstrem di beberapa wilayah Indonesia.

Di antaranya, 229 mm/hari di Kalimantan Timur, 192 mm/hari di Sulawesi Tengah (26/1/25), 154 mm/hari di Kepri (27/1/25), dan 264 mm/hari di sekitar wilayah Jabodetabek (28/1/25).

“Oleh karena itu, masyarakat yang berada di daerah rawan bencana diimbau untuk lebih waspada terhadap kemungkinan cuaca ekstrem,” kata Dwikorita, dikutip dari keterangan tertulis.

Berdasarkan analisa BMKG per 1 Februari 2025, terdeteksi adanya gangguan atmosfer di selatan Indonesia, khususnya di Samudra Hindia selatan Banten dan selatan Nusa Tenggara Barat (NTB), berupa Bibit Siklon Tropis 90S dan 99S.

Dua bibit siklon ini mempengaruhi kondisi cuaca di pesisir selatan Jawa, Bali, NTB, dan Nusa Tenggara Timur (NTT).

Baca Juga: Cuaca Ekstrem, Waspada Bahaya Pohon Tumbang

Menurut Dwikorita, meski pergerakannya terpantau menjauh dari Indonesia, dua bibit siklon tersebut masih berpotensi berkembang menjadi siklon tropis dalam dua sampai tiga hari ke depan.

Selain itu, teridentifikasi juga Bibit Siklon Tropis 96P di Teluk Carpentaria, Australia, yang berkontribusi terhadap meningkatnya potensi cuaca ekstrem di Papua dan Nusa Tenggara Timur.

Selama sepekan ke depan, beberapa fenomena atmosfer juga diperkirakan punya peran dominan dalam dinamika cuaca.

Beberapa fenomena ini di antaranya dampak La Nina lemah, Monsun Asia dan Seruakan Dingin (Cold Surge), aktivitas Madden Julian Oscillation (MJO), Gelombang Atmosfer Kelvin dan Rossby, Labilitas Atmosfer, dan Zona Konvergensi.

Kombinasi fenomena-fenomena ini, kata Dwikorita, bisa meningkatkan potensi cuaca ekstrem seperti hujan lebat yang disertai kilat/petir dan angin kencang pada 2 sampai 7 Februari 2025.

“Beberapa daerah yang terdampak antara lain, Papua, Papua Pegunungan, Papua Selatan, NTB, NTT, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Jawa Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Maluku Utara, Jawa Barat, dan Jambi,” kata Dwikorita.

BMKG juga menilai perlu adanya antisipasi dan perhatian lebih pada kondisi cuaca di Provinsi Papua Pegunungan, Papua, dan Papua Selatan akibat dampak siklon tropis 96P di Teluk Carpentaria, Australia, dan belokan angin di utara dan selatan Papua.

Menurut BMKG, ini menyebabkan beberapa wilayah di Papua diprediksi mengalami peningkatan curah hujan lebat hingga ekstrem.

Baca Juga: PLN Beri Tips Hindari Potensi Bahaya Listrik Saat Cuaca Ekstrem

Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto juga mengingatkan potensi Gelombang tinggi sebagai dampak dari adanya bibit siklon tropis berkisar antara 2.5 m-4.0 m.

Fenomena ini diprediksi terjadi di Samudera Hindia barat Bengkulu hingga Lampung, Samudera Hindia selatan Banten hingga NTT, Laut Sawu, Perairan Kupang-P. Rote, Laut Maluku, Laut Halmahera, Perairan utara Papua Barat Daya hingga Papua, Samudra Pasifik Utara Halmahera hingga Papua.

Dwikorita pun meminta pemerintah daerah, pihak terkait, hingga masyarakat, untuk siap siaga menghadapi potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang, dan tanah longsor.

Tindakan yang perlu dilakukan untuk mengantisipasi longsor adalah menghindari kawasan rawan tanah longsor mulai saat hujan, serta tidak mengganggu atau melakukan penggalian di lereng-lereng kawasan rawan tanah longsor.

Apabila terdapat tanda-tanda lereng akan longsor, segeralah menghindar dari tempat tersebut dan laporkan ke aparat berwenang untuk segera dilakukan pengamanan lokasi.

Leave a Reply