TopCareer.id – Perusahaan teknologi Intel mengungkapkan bakal melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) ke lebih dari 20 persen tenaga kerjanya.
Pengurangan karyawan massal ini dilakukan dengan tujuan perampingan operasi dan mengurangi inefisiensi birokrasi.
Menurut laporan Bloomberg News dari sumber mereka, PHK ini merupakan bagian dari strategi yang lebih luas untuk kembali fokus pada budaya yang digerakkan oleh rekayasa teknis (engineering).
Dilansir Reuters, dikutip Jumat (25/4/2025), pengurangan karyawan ini menandai langkah besar perusahaan di bawah CEO baru Lip-Bu Tan, yang mengambil alih pucuk kepemimpinan Intel bulan lalu.
Baca Juga: Efisiensi Anggaran hingga PHK Bikin Jumlah Pemudik Turun di Lebaran 2025
Sebelumnya, Reuters melaporkan bahwa Tan berencana melakukan perubahan besar dalam proses manufaktur dan pengembangan AI di Intel.
Langkah ini dilakukan karena Intel dinilai tertinggal dalam persaingan chip dengan perusahaan Taiwan, TSMC, serta kehilangan momentum di pasar chip AI yang sekarang dikuasai Nvidia.
Namun, rencana Intel untuk AI dianggap masih belum jelas. Chip buatan mereka Falcon Shores, saat ini hanya dipakai untuk uji coba internal, sehingga mereka belum punya produk unggulan yang kompetitif.
Baca Juga: Intel Mau PHK 15.000 Karyawan
Intel akan melaporkan hasil keuangan kuartal pertamanya pada Kamis ini waktu setempat.
Meski begitu, upaya perbaikan ini juga terancam oleh ketegangan dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China, serta ancaman tarif balasan.
Di bulan Agustus 2024, Intel juga sudah melakukan PHK pada 15 persen karyawannya, ketika masih di bawah kepemimpinan CEO Pat Gelsinger.
Namun, rencana Gelsinger untuk mengembalikan kejayaan intel di bidang manufaktur chip gagal meyakinkan dewan direksi. Perubahan dianggap berjalan terlalu lambat, membuatnya harus digusur dari posisinya.
