TopCareerID

Lelah karena Overthinking? Ini Tips Mengendalikannya

Ilustrasi overthinking (Pexels)

Ilustrasi overthinking (Pexels)

TopCareer.idOverthinking atau berpikir berlebihan kerap membuat seseorang terjebak dalam kekhawatiran, keraguan, hingga penyesalan yang terus menerus.

Hal ini tanpa disadari dapat menguras energi, menganggu produktivitas, bahkan memengaruhi kesehatan mental secara menyeluruh.

Ahli saraf Faye Begati mengatakan, orang yang suka overthinking bahkan kerap memikirkan sesuatu yang menyenangkan secara berlebihan.

“Tidak seperti melamun, yang juga tak punya tujuan jelas tetapi bisa terasa menenangkan, overthinking melelahkan secara mental dan cenderung membuat kita merasa terkuras,” kata Begati, dikutip dari Women’s Health, Senin (26/5/2025).

Baca Juga: Tiga Tanda Kecemasan Menghambatmu di Tempat Kerja

Berpikir berlebihan pun bisa berdampak serius, mulai dari menyebabkan lelah secara mental hingga gangguan tidur, terutama jika membuat seseorang sulit untuk berhenti.

“Pikiran kita memiliki dampak yang signifikan pada kondisi internal kita,” kata Begati.

“Ketika berpikir berlebihan memicu kecemasan dan stres, hal itu dapat menyebabkan peningkatan kortisol, hormon stres tubuh, dan ini dapat memengaruhi kesehatan mental dan kesehatan fisik kita,” ujarnya.

Karena itu, ada beberapa tips yang dapat dilakukan untuk mengatasi overthinking, agar tidak berdampak negatif pada tubuh.

Begati mengatakan, kunci untuk menghentikan pikiran berlebihan adalah dengan menyadari bahwa sangat sedikit keputusan yang benar-benar berdampak besar. Misalnya, restoran yang dipilih ternyata tak senyaman pilihan lain, lalu kenapa?

“Sebelum mengambil keputusan, jika konsekuensinya tidak berdampak jangka panjang, tetapkan batas waktu berapa lama kamu akan mempertimbangkan pilihan tersebut,” kata Begati.

Setelah memutuskan, atau jika situasinya di luar kendali, penting untuk menetapkan batas untuk merenung. “Menjadwalkan ‘waktu khusus untuk khawatir’ membantu memastikan kekhawatiran tidak berlarut-larut,” ujar Begati.

Ambil keputusan penting saat energi mental Anda sedang tinggi atau pikiran sedang segar. Untuk hal-hal kecil, pakai prinsip “yang penting cukup baik.”

Jika sudah memenuhi kebutuhan dasar, pilih saja dan lanjutkan. Ini bisa mencegah Anda terlalu banyak berpikir dan lelah sendiri karena terlalu banyak pilihan.

Begati mengatakan, pikiran kita sangat menyukai antisipasi seperti membuat momen sebelum liburan, acara, atau percakapan. Ia mengatakan, Anda bisa memanfaatkan ini.

Caranya? Tandai destinasi impian dalam daftar, atau tuliskan percakapan yang ingin dilakukan, lalu baca ulang sambil menyempurnakannya.

Menurut Begati, proses perencanaan terasa lebih menyenangkan daripada menegangkan.

Jika Anda mulai terjebak ke dalam lingkaran overthinking, alihkanlah perhatian ke hal lain ketimbang terus memutar ulang pikiran yang sama, yang malah membuat pola tak sehat di otak.

Baca Juga: Susah Tidur ? Coba 2 Tips Atasi Stres Ini

Dalam jangka pendek, Anda bisa memakai teknik seperti mindfulness, pernapasan dalam, atau mengalihkan perhatian dengan aktivitas lain untuk memutus siklus overthinking.

Overthinking menciptakan pola di otak, seperti otot yang terlalu sering dilatih. Mengubah pola ini memang butuh waktu, tapi bisa dilakukan,” kata Begati.

Proses ini melibatkan langkah-langkah seperti mengenali pemicu, melatih kasih sayang terhadap diri sendiri, serta menantang pola pikir negatif dengan teknik terapi kognitif-perilaku.

Teknik ini bertujuan membantu seseorang membentuk kebiasaan baru melalui perubahan cara berpikir. Meski terapi idealnya dilakukan bersama terapis, Anda bisa memulainya dari hal-hal sederhana yang jadi pemicu pikiran berlebihan.

Dengan perlahan melatih diri keluar dari pola overthinking, Anda bisa tidur lebih nyenyak, merasa lebih lega, dan punya energi lebih untuk hal-hal yang benar-benar penting.

Exit mobile version