Find Us on Facebook

Subscribe to Our Channel

https://www.youtube.com/@topcareertv1083

Tren

Swamedikasi Bisa Bantu Perkuat Sistem Kesehatan

Taruna Ikrar, Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan memberikan paparan dalam Asia Pacific Self-Medication Industry Summit 2025 bertajuk Self care in Healthcare, from Shared Vision to Shared Actions. (Dok: APSMI)

TopCareer.id – Swamedikasi atau self-care punya peran penting dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memperkuat sistem kesehatan publik.

Hal inilah yang menjadi sorotan dalam Asia Pacific Self-Medication Industry (APSMI) Summit 2025 di Bali pada Kamis (9/10/2025) lalu, yang dihadiri lebih dari 100 pimpinan layanan kesehatan dari 11 negara Asia-Pasifik.

Pertemuan ini menyoroti pentingnya swamedikasi, sebagai langkah nyata menuju sistem kesehatan yang lebih tangguh dan berkelanjutan di kawasan tersebut.

Swamedikasi mengacu pada tindakan yang dilakukan individu untuk diri mereka sendiri, guna membangun dan menjaga kesehatan, mencegah penyakit, mengelola kondisi ringan atau kronis, dan mencari perawatan profesional bila diperlukan.

Ini mencakup spektrum sepenuhnya: pencegahan (kebersihan, nutrisi, gaya hidup, faktor lingkungan), hingga mengenal gejala, penanganan diri, dan mencari perawatan profesional tepat waktu bila diperlukan.

World Health Organization (WHO) juga mengakui bahwa swamedikasi berperan penting dalam meningkatkan kesejahteraan individu, ketahanan sistem kesehatan, dan pencapaian cakupan kesehatan universal.

Baca Juga: Penyalahgunaan Obat Masih Jadi Tantangan Sektor Kesehatan

Di tengah meningkatnya prevalensi Penyakit Tidak Menular (PTM) dan keterbatasan akses layanan medis, swamedikasi dinilai sebagai strategi penting untuk mendorong kemandirian kesehatan.

Rachmadi Joesoef, Ketua APSMI, Perwakilan GP Farmasi dan CEO PT Konimex mengatakan, mereka percaya bahwa memberdayakan individu dengan pengetahuan dan alat untuk swamedikasi sangat penting untuk membangun komunitas yang lebih sehat dan sistem layanan kesehatan yang lebih berkelanjutan.

“Tantangan layanan kesehatan yang kita hadapi di wilayah kita terlalu besar untuk diselesaikan oleh satu entitas saja,” ujarnya, mengutip siaran pers.

Salah satu tantangan yang dihadapi adalah “kesenjangan swamedikasi” yang signifikan, akibat meningkatnya PTM, serta kesenjangan dalam literasi kesehatan.

Karena itu, sejumlah inisiatif di forum ini menekankan pentingnya edukasi kesehatan, penyederhanaan regulasi, dan kolaborasi lintas sektor untuk memastikan swamedikasi yang aman dan berbasis bukti.

Baca Juga: Telehealth Jadi Tren, Generasi Muda Makin Sadar Pentingnya Hidup Sehat

Salah satu upaya dilakukan melalui Platform Self-CARER (Self Medication Collaborative Asian Regulatory Expert Round Table).

Platform ini mempertemukan otoritas regulasi, akademisi, dan industri kesehatan. Di sini, para ahli berupaya menyusun kerangka kebijakan yang mendorong akses yang lebih mudah terhadap produk dan informasi kesehatan yang aman.

Sementara itu, Dita Novianti Sugandi Argadiredja, Direktur Produksi Dan Distribusi Farmasi Kementerian Kesehatan mengatakan, mereka mendorong transformasi sistem kesehatan nasional dibangun di atas enam pilar utama.

Enam pilar tersebut yaitu transformasi layanan primer, layanan rujukan, dan sistem ketahanan kesehatan, serta reformasi pembiayaan kesehatan, sumber daya manusia, dan teknologi.

“Tujuan utama dari transformasi ini adalah untuk memberdayakan masyarakat kita untuk hidup lebih sehat dan lebih produktif,” kata Dita.

“Kami melihat swamedikasi yang bertanggung jawab sebagai komponen penting dari visi ini, terutama melalui penguatan layanan primer dan adopsi teknologi,” imbuhnya.

Baca Juga: Penggunaan AI di Kesehatan Harus Utamakan Keselamatan Pasien

Dita menegaskan, dengan meningkatkan literasi kesehatan dan memastikan ketersediaan produk farmasi yang aman, berkualitas tinggi, dan mandiri, masyarakat dapat dibina sehingga proaktif dalam mengelola kesehatannya sendiri.

Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Taruna Ikrar dalam kesempatan yang sama juga menyatakan komitmennya untuk memajukan kerangka peraturan yang modern dan mendukung swamedikasi yang aman serta bertanggung jawab.

BPOM percaya, pemberdayaan masyarakat dengan memperbesar akses terhadap informasi dan produk berkualitas merupakan kunci untuk meningkatkan perlindungan masyarakat.

Taruna pun menyatakan bahwa lembaganya berkomitmen untuk merumuskan regulasi yang seimbang dengan perkembangan teknologi dan perlindungan masyarakat, tetap mengedepankan aspek keamanan, khasiat, dan mutu obat, serta inovasi kesehatan yang bertanggung jawab.

Leave a Reply