Find Us on Facebook

Subscribe to Our Channel

https://www.youtube.com/@topcareertv1083

Tren

Menkomdigi Sebut 90 Juta Pekerjaan Baru Bakal Muncul karena AI

Menkomdigi Meutya Hafid. (Dok: Kementerian Komdigi)

TopCareer.id – Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid menyebut bahwa 90 juta pekerjaan baru berpotensi muncul dengan adanya kecerdasan buatan atau akal imitasi (AI).

“Dikabarkan kecerdasan artifisial akan menggantikan sekitar 85 juta pekerjaan di dunia pada tahun 2025,” kata Meutya dalam kumparan AI for Indonesia di Jakarta, Kamis (23/10/2025).

“Namun, pada saat yang bersamaan, AI juga berpotensi menciptakan 90 juta pekerjaan baru di berbagai bidang. Karena itu, AI perlu diwaspadai, tetapi tidak perlu ditakuti,” imbuhnya, mengutip siaran pers.

Karena itu, Meutya mengatakan AI bisa jadi peluang besar bagi pertumbuhan Indonesia, bukan ancaman bagi tenaga kerja manusia.

Baca Juga: CEO Nvidia Ungkap Profesi Ini Bakal Lebih Dibutuhkan di Era AI

Ia menambahkan, Indonesia dinilai sebagai salah satu negara paling optimistis di dunia yang menghadapi perkembangan kecerdasan buatan.

“Berdasarkan berbagai survei, Indonesia dinilai sebagai negara yang mampu menerima AI dengan baik, tidak takut, dan itu merupakan pertanda yang baik,” kata wanita yang pernah menjadi jurnalis tersebut.

Ia menegakan, AI harus diposisikan untuk memperkuat kemampuan manusia, bukan menggantikannya.

“Kita coba melihat dan membicarakan AI dari perspektif yang berbeda. Bukan sekadar data dan angka, melainkan bagaimana AI bisa dimaknai sebagai alat bantu yang memperkuat manusia,” kata Meutya.

Baca Juga: CEO OpenAI Yakin Pekerjaan Ini Bakal Hilang Diganti AI

Lebih lanjut, Meutya mengungkapkan pemerintah sedang menyusun Peta Jalan Nasional AI, sebagai panduan strategis lintas sektor. Regulasi ini diharapkan terbit awal 2026, melalui Peraturan Presiden.

“Insyaallah pada awal tahun 2026, Peraturan Presiden tentang peta jalan ini sudah dapat diterbitkan dan menjadi pedoman bagi kita semua,” imbuh Menteri Komdigi.

Maka dari itu, Meutya mengajak agar seluruh pihak memanfaatkan kecerdasan buatan secara bijak dan bertanggung jawab. Menurut Menkomdigi, jika pemanfaatannya dilakukan dengan baik, AI akan membawa kebaikan.

“Demokrasi teknologi menuntut tanggung jawab bersama, dan kita semua memiliki peran yang sama penting dalam menentukan arah perkembangan AI ke depan,” pungkas Menkomidigi Meutya.

Leave a Reply