TopCareer.id – Pemerintah mengumumkan bahwa prevalensi stunting di Indonesia kini berada di angka 19,8 persen.
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyebut, penurunan di tahun 2024 ini membuat angka stunting di tanah air untuk pertama kalinya berada di bawah 20 persen.
“Alhamdulillah, pada tahun 2024 prevalensinya sudah turun menjadi 19,8 persen,” kata Menkes dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Stunting di Gedung Kemenkes, Jakarta, Rabu (12/11/2025).
“Angka ini turun signifikan dalam 10 tahun terakhir, tetapi target kita harus turun jauh lebih rendah lagi,” imbuhnya, mengutip siaran pers.
Baca Juga: Menkes Tegaskan Pentingnya Deteksi Dini Kanker Paru
Pada kesempatan itu pun Menkes menegaskan, penanganan stunting tak bisa dilakukan satu kementerian saja.
Menurutnya, keberhasilan ini merupakan hasil kerja sama lintas sektor, mulai dari kementerian dan lembaga tingkat pusat, pemerintah daerah hingga desa, serta dukungan organisasi masyarakat dan relawan individu.
Budi mengatakan, ada dua intervensi yang jadi kunci utama untuk menurunkan stunting.
Pertama adalah memastikan ibu hamil bergizi cukup dan bebas dari anemia, serta kedua, memberikan asupan protein hewani bagi balita, khususnya di usia 12 sampai 14 bulan.
Baca Juga: 5 Tips Jaga Kesehatan Mental Sebagai Ibu
Pentingnya kesehatan ibu, kata Menkes, juga membuat pemerintah memiliki program kesehatan yang menyasar para ibu.
“Jangan sampai kurang gizi, jangan sampai dia anemia. Setelah itu, anak-anak juga harus mendapat makanan tambahan dengan cukup protein hewani,” kata Budi Gunadi.
Sementara, Wakil Menteri Dalam Negeri Bima Arya Sugiarto menambahkan, keberhasilan menekan angka stunting sangat bergantung pada peran kepala daerah.
Bima menyebut, kepala daerah yang mendapatkan penghargaan dalam Rakornas tersebut dan dinilai sukses menurunkan angka stunting, adalah mereka yang lincah dalam berkolaborasi, dari preventif sampai kuratif.
“Kolaborasi dengan semua pihak harus terus diperkuat agar target 14 persen di tahun 2029 tercapai,” pungkasnya.
