Find Us on Facebook

Subscribe to Our Channel

https://www.youtube.com/@topcareertv1083

Saturday, November 23, 2024
idtopcareer@gmail.com
Tren

Kemenkes Buka Kesempatan Bagi Tenaga Cadangan Kesehatan

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) buka loker, usia maksimal bisa 45 tahun. (Dok/Setkab.go.id)Kementerian Kesehatan (Kemenkes) buka loker, usia maksimal bisa 45 tahun. (Dok/Setkab.go.id)

Topcareer.id – Mayoritas wilayah di Indonesia berada di zona kuning dan merah, di mana rawan terjadi bencana yang berpotensi menimbulkan korbang jiwa. Untuk itu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) membentuk tenaga cadangan kesehatan di setiap daerah yang siap dimobilisasi bila terjadi bencana.

Kepala Pusat Krisis Kesehatan, Sumarjaya menyampaikan bahwa kapasitas kesehatan di setiap daerah utamanya daerah rawan bencana belum merata. Saat ini masih terkonsentrasi di kota-kota besar seperti DKI Jakarta, Jogja dan Jawa Timur. Sementara, daerah lain kapasitasnya masih sedang dan rendah.

“Tentu ini menjadi ancaman kesehatan dan keselamatan masyarakat. Selain itu, kita juga belajar dari pengalaman penanganan COVID-19 yang datang tiba-tiba sehingga sistem kesehatan kita belum siap, karenanya perlu kita perkuat dengan melibatkan seluruh komponen masyarakat,” kata Sumarjaya dikutip dari siaran pers pada Rabu (21/6/2023).

Pendaftaran tenaga cadangan ini terbuka untuk masyarakat umum, baik tenaga kesehatan maupun non tenaga kesehatan. Pendaftaran tenaga cadangan bisa dilakukan secara individu, tim, maupun melalui Emergency Medical Team (EMT).

Bagi kamu yang berminat, registrasi dapat melalui laman https://tenagacadangankesehatan.kemkes.go.id. Hingga saat ini, tercatat sudah 8,869 orang yang mendaftar menjadi tenaga cadangan kesehatan.

Baca juga: Grab Singapura PHK Massal 1.000 Pegawai, Terbesar Sejak Pandemi

Menurut Sumarjaya, tenaga cadangan kesehatan harus memenuhi sejumlah kriteria terkait fisik, mental dan skill yang telah ditetapkan pemerintah.

Penetapan kriteria ini, kata dia, menyesuaikan dengan kebutuhan di lapangan, mengingat karakteristik bencana sangat beragam, sehingga membutuhkan pendekatan yang berbeda-beda.

“Menjadi tenaga cadangan kesehatan harus punya kapabilitas artinya expert dan mampu serta harus punya mobilitas. Mereka tergabung untuk memudahkan koordinasi dan sesuai dengan kebutuhan,” ujar Sumarjaya.

Sumarjaya menuturkan bahwa nantinya tenaga cdangan yang diterima akan mendapat pembinaan dari pemerintah demi meningkatkan kemampuan dan kecakapan yang dimiliki.

“Setelah registrasi, kita lakukan pembinaan, agar semua relawan harus belajar, jadi kalau ada bencana kita tahu apa yang akan dilakukan. Jadi tidak semua (relawan) datang, tapi kita koordinir melalui tenaga cadangan kesehatan. Misalnya, psikiater datang di minggu kedua bukan pertama, orthopedi butuh di minggu pertama bukan mingguan kedua, sehingga semuanya teratur,” jelas dia.

Leave a Reply