Find Us on Facebook

Subscribe to Our Channel

https://www.youtube.com/@topcareertv1083

Thursday, November 21, 2024
idtopcareer@gmail.com
Tren

Alasan Kenapa Gen Z Sering Dibilang Gampang Stres di Tempat Kerja

Ilustrasi stres kerja. (Pexels)Ilustrasi stres di tempat kerja. (Pexels)

Topcareer.id – Profesor Psikologi membeberkan alasan mengapa Generasi Z sering dikecam karena sulit mengatasi stres di tempat kerja. Gen Z sering dibilang mudah stres disebabkan karena mereka tumbuh tanpa batasan dalam hal pekerjaan dan kehidupan.

Kathleen Pike, yang mengajar di Universitas Columbia dan merupakan presiden dan CEO One Mind at Work, mengatakan bahwa generasi yang lebih tua tidak menghadapi tekanan yang disebabkan oleh teknologi pada awal karier mereka.

“Ketika mereka (generasi tua) memulai, dunianya benar-benar berbeda. Ada banyak tulisan tentang Gen Z yang perlu mengambil lebih banyak waktu istirahat dan tidak memiliki ketahanan dalam konteks pekerjaan tertentu,” kata Pike dikutip laman Business Insider.

Pike menjelaskan bahwa teknologi sebagai penyebab di balik perjuangan para profesional muda ini. Ia mencontohkan, 50 tahun yang lalu, ketika para eksekutif memulai usahanya, mereka berkendara ke tempat kerja tanpa ponsel, tidak ada internet.

“Jadi ada struktur makro alami yang menyebabkan banyak downtime yang hilang sama,” ujarnya.
Akibatnya, Gen Z berusaha menciptakan kesenjangan yang lebih jelas antara pekerjaan dan kehidupan pribadinya.

Baca juga: Survei Instagram: Gen Z Prioritaskan Kesehatan Tahun Depan

“Hal yang kami lihat adalah Gen Z mencoba menerapkan kembali batasan-batasan yang ada. Ini adalah perbedaan generasi yang jelas,” ucap Pike.

Banyak profesional muda yang beralih ke tren seperti “bekerjalah sesuai gaji Anda” atau “quiet quitting” yang pada dasarnya, mereka melakukan hal minimal untuk mempertahankan pekerjaan mereka namun menghindari kelelahan.

Meski Gen Z yang sering dibilang mudah stres ini menormalisasi pembicaraan seputar kesehatan mental di tempat kerja, Pike mengatakan bahwa mereka terkadang melupakan perbedaan antara emosi normal dan penyakit mental.

Ia menambahkan, stres atau cemas dapat menjadi indikator yang berguna untuk membantumu menyelesaikan tugas, namun tidak selalu merupakan tanda penyakit mental yang serius.

“Sukses tumbuh dari belajar bagaimana bangkit kembali, belajar bagaimana membangun keterampilan, bagaimana meminta bantuan, dan bagaimana membangun kapasitas dengan cara yang belum pernah ada sebelumnya. Itu adalah bagian dari pendewasaan di tempat kerja,” pungkas dia.

Leave a Reply