Topcareer.id – Prancis kemungkinan akan mengalami resesi terburuk pada tahun 2020 ini sejak akhir Perang Dunia II karena pandemi virus corona.
Menteri Keuangan Prancis, Bruno Le Maire menyampaikan pada Senin (6/4), angka pertumbuhan terburuk di Prancis sejak tahun 1945 adalah -2,2% yaitu pada 2009, setelah krisis keuangan 2008. “Prancis mungkin akan sangat jauh melampaui -2,2%” tahun 2020 ini,” kata sang menteri.
Prancis memberlakukan aturan “stay at home” secara nasional pada 17 Maret lalu setelah menutup semua operasional bisnis yang tidak penting. Para pejabat mengatakan penguncian itu akan berlangsung hingga setidaknya 15 April.
Baca juga: Cerita Taylor Swift dan Ariana Grande Bantu Ekonomi Penggemar yang Terdampak Corona
Dilansir dari laman Courthousenews.com, Selasa (7/4/2020) Kantor statistik Insee mengatakan pada bulan Maret bahwa penutupan telah memangkas aktivitas ekonomi secara keseluruhan sebesar 35%, dan memperkirakan bahwa setiap bulan penutupan akan memotong GPD tahunan sebesar 3%.
Layanan, industri berat, dan konstruksi semuanya mendapat pukulan besar, kata Insee, ketika pabrik ditutup dan hanya segelintir sektor bisnis seperti supermarket dan apotek yang tetap terbuka.
Gelombang perusahaan blue-chip Prancis telah meninggalkan target profitabilitas mereka untuk tahun ini, sementara asosiasi pengusaha telah memperingatkan bahwa ratusan perusahaan kecil dan toko-toko berisiko mengalami kebangkrutan.
Pemerintah Prancis telah berjanji untuk mencairkan dana sebesar USD 49 miliar dalam jaminan pinjaman dan bantuan lainnya untuk membantu perusahaan di Prancis melewati masa krisis. *
Editor: Ade Irwansyah